Sering Dipamerkan Saat HUT Jakarta, Ini Sejarah Munculnya Ondel-Ondel

Ondel-ondel merupakan salah satu ciri khas budaya DKI Jakarta.

oleh Syifa Aulia diperbarui 22 Jun 2021, 17:15 WIB
Ondel-ondel raksasa yang dipasang di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Selasa (22/6/2021). Sebanyak 10 ondel-ondel raksasa setinggi 4,94 meter akan dipamerkan di TIM saat peringatan HUT ke-494 DKI Jakarta yang berlangsung dari 22 hingga 30 Juni 2021. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ondel-ondel merupakan boneka raksasa yang menjadi salah satu ciri khas budaya DKI Jakarta. Setiap perayaan ulang tahun Jakarta, ondel-ondel selalu ditampilkan di setiap acara, jalan protokol, maupun bangunan bersejarah yang menjadi ikon Jakarta.

Bentuk ondel-ondel ini dibuat menyerupai wajah manusia dan memiliki tinggi sekitar 2,5 meter. Mereka juga didandani menggunakan baju adat khas betawi. Sementara, bagian kepalanya diberikan ijuk yang sudah dihias sebagai rambutnya.

Boneka ini terdiri dari ondel-ondel perempuan dan laki-laki. Pada ondel-ondel perempuan, wajahnya berwarna putih yang menggambarkan sifat lembut seorang ibu. Sedangkan pada laki-laki, wajahnya berwarna merah yang melambangkan kemarahan.

Ondel-ondel merah sering membuat orang lain takut saat melihatnya karena terlihat sangat menyeramkan. Sebab, ondel-ondel awalnya dibuat untuk menakut-nakuti setan.

Sebagai warga Jakarta, Anda harus mengetahui sejarah terciptanya ondel-ondel. Simak penjelasan berikut ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sudah Terlihat Sejak 1605

Pesepeda melintasi ondel-ondel yang dipasang di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Selasa (22/6/2021). Sebanyak 10 ondel-ondel raksasa setinggi 4,94 meter akan dipamerkan di TIM saat peringatan HUT ke-494 DKI Jakarta yang berlangsung dari 22 hingga 30 Juni 2021. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut buku catatan seorang pedagang dari Inggris, Edmund Scott, ondel-ondel telah ada ketika tahun 1605.

Scott tidak menjelaskan secara jelas mengenai boneka itu. Ia hanya menggambarkan secara kasat mata dan menggunakan istilah dari bahasa asalnya. Alasannya karena Scot belum mengenal budaya Betawi, sehingga perbedaan kultur dan budaya itu membuatnya asing. 


Tokoh yang Dihilangkan dalam Sendratari Reog

Chairuddin (40) bersama rekannya menyelesaikan pembuatan ondel-ondel dari botol bekas di Sanggar Rumah Kreasi, Jakarta, Minggu (13/6/2021). Botol bekas dimanfaatkan menjadi ondel-ondel untuk dijual dengan harga sepasang Rp35 ribu dan bisa membuat ratusan setiap harinya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Mengutip dari Kemendikbud, Selasa (22/06/2021), ondel-ondel sebenarnya merupakan tokoh dalam Sendratari Reog versi Wengker dari Ponorogo yang dihilangkan. Tokoh itu adalah sepasang makhluk halus raksasa. Mereka dikutuk menjadi burung gagak dan burung merak raksasa karena menganggu perjalanan Singo Barong.

Pada masa pemerintahan Batara Katong, tokoh-tokoh yang tidak terlalu penting akan dihilangkan. Sehingga ondel-ondel dihilangkan dari cerita tersebut.

Pada kesenian Jathilan Jawa Tengah, ondel-ondel dikenal dengan sebutan genderuwo raksasa. Sedangkan di Pasundan dikenal dengan sebutan Badawang. Di Bali, boneka ini dikenal dengan sebutan Barong Landung.


Awalnya Bernama Barong

Sejumlah ondel-ondel terlihat di Kramat Pulo, Jakarta, Senin (7/6/2021). Harga ondel-ondel tersebut mencapai Rp. 5 juta untuk sepasangnya. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pada awal kemunculannya, boneka ini disebut dengan Barongan. Sebab, memiliki ukuran raksasa seperti Barongan Bali yang bernama Barong Landung, Barongan Jawa Tengah bernama Reog Ponorogo, dan Barongan China yang dikenal dengan Barongsai dan Liongsai. Tetapi, perubahan nama menjadi ondel-ondel ini tidak diketahui pasti alasannya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya