Ahli: Cegah Penularan COVID-19 Paling Efektif dengan Hindari Kerumunan dan Vaksinasi

Disamping mutasi virus, terjadinya lonjakan kasus juga karena adanya kerumunan

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jun 2021, 08:00 WIB
Petugas membawa pasien terindikasi terinfeksi COVID-19 dari ruang rawat Gedung Anton Soedjarwo Rumah Sakit Bhayangkara RS Sukanto menuju ruang rawat khusus COVID-19, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Kasus Covid-19 sudah ditemukan di 34 Provinsi di Indonesia. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 sudah berjalan hampir dua tahun lamanya. Virus SARS-Cov-2 penyebab COVID-19 ini juga mengalami mutasi dan menimbulkan berbagai varian baru. Dengan mengenali varian virus COVID-19, baik yang baru maupun lama dan memahami gejala serta cara mencegah penularannya masyarakat bisa menekan lonjakan kasus yang terjadi akhir-akhir ini di tanah air.

“Virus COVID-19 ini mudah berubah, varian of concern bagi saya itu ada dua, yakni varian Alfa (B.1.1.7) dan Delta (B.1.617). Tetapi disamping mutasi virus, terjadinya lonjakan kasus juga karena adanya kerumunan,” ungkap Prof. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Guru Besar Fak.Kedokteran Hewan Universitas Udayana sekaligus Anggota Tim Pakar Medis Satgas COVID-19 dalam Dialog Publik KPCPEN yang disiarkan FMB9ID_IKP, ditulis Rabu (23/6).

 

Simak Video Berikut Ini:


Percepatan vaksinasi

“Vaksin COVID-19 sendiri sudah diteliti dan masih efektif melawan varian virus COVID-19terutama Alfa dan Delta. Saya mendukung percepatan vaksinasi yang dilakukan pemerintah. Karena dengan 40-50% cakupan vaksinasi COVID-19 di negara-negara Eropa, mereka sudahberani mengadakan piala Eropa 2021,” imbuh Prof. Mahardika.

Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Universitas Padjadjaranjuga mengatakan, “COVID-19 ini sangat-sangat hebat dampaknya. Apabila kita terinfeksi virusini, fatal akibatnya sehingga kita harus benar-benar menghindarinya.

Selain kita harus disiplin menegakkan protokol 5M, maka untuk melengkapinya kita harus divaksinasi. ”Vaksin COVID-19 menurut Prof. Kusnandi dinilai sudah efektif dalam memberikan tingkatperlindungan yang diperlukan. Kalaupun terinfeksi, jika sudah mendapat vaksinasi, akan mengurangi gejala kesakitan dan risiko kematian bagi pasien COVID-19. Ia berpesan agarmasyarakat jangan takut divaksinasi tapi harus takut dengan virusnya."

 


Harus paham jahatnya COVID-19

“Kita harus memberi pemahaman kepada masyarakat betapa jahatnya COVID-19 ini. Saya yakin dengan fakta-fakta yang sekarang ini kita tampilkan, banyaknya kesakitan dan kematian akibatCOVID-19, masyarakat harus mulai sadar pentingnya protokol kesehatan dan vaksinasi,” kata Prof. Kusnandi.

Sementara itu, Dr. Hermawan Saputra, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia menyebutkan kondisi saat ini menjadi alarm bagi individu dan lingkungan sekitar supaya kita memperkuat protokol kesehatan di perkantoran, pemukiman, pusat perbelanjaan, sampai kampung di pelosok.

“Pemerintah harus mampu memberdayakan sumber daya hingga ke desa-desa untuk mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat,” pesannya.

Lebih lanjut, Hermawan mengimbau agar mengaktifkan gotong-royong di lingkup komunitasdan membuat ruang isolasi mandiri di tingkat komunitas. “Ini upaya yang bisa meringankan beban rumah sakit kita yang saat ini mulai penuh terutama di pulau jawa,” ujarnya.

Melihat kondisi yang dihadapi Indonesia saat ini, Dr. Hermawan berpendapat cara terbaik memutus mata rantai penularan COVID-19 adalah dengan mencegahnya “Cara terbaik untuk mencegah penularannya adalah menghindari kerumunan,” tegasnya.


Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta

Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya