Liputan6.com, Malang - Pasca lebaran idul fitri muncul lima klaster penyebaran Covid-19 di Malang kota. Di setiap kemunculan klaster baru itu selalu dimulai dengan ada warga yang meninggal dunia dengan status positif terinfeksi virus corona baru.
Penyebab munculnya klaster itu pun beragam. Mulai dari aktivitas saat lebaran, takziah ke luar kota serta ada pula yang masih teka-teki titik mulanya. Meski begitu, pemkot setempat menilai PPKM Skala Mikro tetap efektif mencegah penyebaran Covid-19 di Malang.
Baca Juga
Advertisement
Di setiap kemunculan klaster baru tersebut selalu ada warga yang meninggal dunia dengan status positif terinfeksi. Lima klaster itu yakni Klaster Perum Bukit Hijau dan Pertamata Hijau Tlogomas ada 22 orang positif (2 orang meninggal).
Lalu klaster Lowokdoro ada 12 orang positif (2 orang meninggal). Berikutnya, klaster Jalan Tretes ada 7 orang positif (2 orang meninggal). Lalu klaster JA Suprapto ada 11 orang positif (2 orang meninggal). Terakhir yakni klaster bandulan ada 7 orang positif (1 meninggal).
Wali Kota Malang, Sutiaji menilai PPKM mikro yang sudah lama berjalan itu cukup efektif mencegah penyebaran virus. Dengan peran utama pencegahan dan pengendalian Covid-19 ada di masyarakat itu sendiri.
“PPKM Mikro kan sudah lama, kasus sempat landai. Sekarang kasusnya fluktuatif dan muncul varian baru. Maka harus diperkuat lagi,” kata Sutiaji di Malang, Selasa, 22 Juni 2021.
Menurutnya, penguatan lagi seperti sosialisasi ke masyarakat bahwa pandemi belum selesai. Bahkan muncul Covid-19 varian delta yang sangat berbahaya. Termasuk mempertimbangkan memberi stimulus lagi untuk posko PPKM Mikro di tingkat RT dan RW.
Sutiaji menyebut upaya pengendalian Covid-19 di Malang ada di masyarakat itu sendiri. Karena itu, pemkot tidak kaku dalam membuat kebijakan, diserahkan ke setiap RT dan RW bagaimana teknis pengetatannya.
“Soal kebijakan tidak kaku, karena peran utama ada di masyarakat. Nanti akan kami libatkan lagi tokoh masyarakat untuk sosialisasi,” urai Sutiaji.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Efektivitas PPKM Mikro
Selama penerapan PPKM Mikro dengan sistem zona warna penanda resiko. Zona penyebaran Covid-19 di Malang kota rata – rata sebelumnya masuk kategori zona hijau atau nol resiko. Tapi kini ada yang berubah jadi zona kuning dan oranye.
“Zona kuning dan oranye bertambah, tracing dan testing saya minta harus diperkuat lagi,” tutur Sutiaji.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif mengatakan PPKM Mikro seharusnya dapat mencegah munculnya klaster baru. Sebab aktivitas warga dapat terpantau oleh pengurus RT maupun RW di tiap kampung.
“Seharusnya warga bisa mencegah dan menghindari aktivitasnya sehingga tak sampai muncul klaster baru,” ujar Husnul.
Sekarang ini kesadaran warga jadi yang utama dalam menekan penyebaran Covid-19. Setidaknya, setiap hendak menempuh perjalanan luar daerah warga mau lapor ke pengurus RT dan RW. Memberi tahu mau kemana dan untuk kegiatan apa.
“Kalau mau diperketat lagi ya wajib lapor bila hendak perjalanan luar karena informasi itu sangat penting,” kata Husnul.
Sementara itu berdasarkan data Satgas Covid-19 Kota Malang, sampai dengan 22 Juni 2021 total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 ada sebanyak 6.918 kasus. Dari jumlah kasus itu, 653 pasien meninggal dunia, 6.165 pasien telah sembuh dan 100 pasien masih dirawat.
Lalu kasus suspek Covid-19 ada sebanyak 7.331 pasien dengan 157 orang masih diisolasi di rumah sakit, 28 orang isolasi mandiri di rumah, 119 orang meninggal dunia dan 7.027 kasus dinyatakan discarded.
Advertisement