Tak Ada Petugas, Warga Gunungkidul Kuburkan Jenazah Reaktif Covid-19 Tanpa APD

Warga dengan peralatan seadanya dan baju pelengkapan berupa jas hujan sekali pakai menguburkan jenazah yang sebelumnya reaktif Covid-19

oleh Hendro diperbarui 23 Jun 2021, 04:30 WIB
jika memang jenazah tersebut didiagnosa rekatif, seharusnya proses pemakamannya sesuai dengan Protokol Pemakaman Covid-19 bukan dilakukan oleh warga. Warga sendiri merasa belum pernah mendapatkan pelatihan terkait protocol pemakaman menjadi dilemma warga sendiri.

Liputan6.com, Gunungkidul - Jenazah seorang warga di Gunungkidul dimakamkan tanpa protokol pemakaman jenazah Covid-19 meski sudah dinyatakan reaktif oleh pihak rumah sakit. Jenazah pun hanya diantar dengan menggunakan ambulans ke tempat pemakaman dan diserahkan ke warga terkait penguburannya.

Salah satu warga Padukuhan Wonosobo, Banjarejo, Tanjungsari, Marjoko menceritakan bahwa salah satu warga ada yang sakit kemudian di bawa ke rumah sakit. Setelah di rumah sakit, warga tersebut dinyatakan reaktif Covid-19 setelah hasil pemeriksaan rapid antigen.

“Di Rumah Sakit Panti Rahayu Karangmojo dinyatakan reaktif setelah periksa,” jelasnya.

Joko menjelaskan bahwa warga tersebut bernama Marsilah (50) dan meninggal dunia pada Senin (21/6/2021) setelah dirawat selama satu minggu di rumah sakit. Kabar meninggalnya pun sampai ke warga bahwa Marsinah meninggal dalam keadaan rekatif Covid-19.

“Meninggalnya di rumah sakit, dan kata keluarga langsung akan di kebumikan hari itu juga,” ucap dia.

Warga yang mendengar berita itu berada di rumah duka, sedangkan jenazah sendiri akan langsung dibawa ke tempat pekaman umum. Warga pun mempersiapkan lokasi pemakaman. Namun, setelah mobil ambulans datang tidak terlihat petugas pemakaman protokol Covid-19.

“Anehnya itu, jenazah hanya diantar oleh sopir ambulans sendiri tidak beserta petugas pemakaman Covid,” dia mengungkapkan.

Marjoko merasa aneh dengan kedatangan ambulans yang membawa jenazah tersebut. Sang pengemudi ambulans menyerahkan jenazah ke warga untuk dimakamkan tanpa ada surat maupun penjelasan apapun ke warga.

“Diserahkan ke warga untuk pemakamannya, awalnya takut karena jenazah reaktif,” ujar Marjoko.

Meski merasa takut tertular Covid-19, warga dengan peralatan seadanya dan baju pelengkapan berupa jas hujan sekali pakai menguburkan jenazah. Hingga selesai pemakaman, dari pihak Satgas Covid-19 Kapanewon maupun Gugus Tugas Kelurahan tidak berada di lokasi.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Respons Kapanewon

“Ya kami bingung, warga belum pernah menguburkan jenazah yang seperti itu. Cuma jenazah diserahkan dan yang menguburkan terserah kata pengemudinya,” tuturnya.

Menurutnya, seharusnya ada surat pemberitahuan ke kalurahan maupun ke pihak Puskesmas setempat terkait dengan adanya warga yang meninggal reaktif.

Hal ini sebagai langkah antisipasi warga di mana di Banjarejo sendiri terdapat klaster Covid-19. Bahkan Kepala Padukuhan Wonosobo juga masih melakukan isolasi mandiri.

“Pak Dukuh sedang isolasi mandiri, terlebih di wilayah Wonosobo adalah Kawasan susah signal,” lanjut Marjoko.

Marjoko menuturkan, jika memang jenazah tersebut didiagnosa rekatif, seharusnya proses pemakamannya sesuai dengan protokol pemakaman Covid-19 bukan dilakukan oleh warga. Warga sendiri merasa belum pernah mendapatkan pelatihan terkait protokol pemakaman.

Terpisah, Penewu Tanjungsari, Rakhmadian Wijayanto saat ditemui di kantornya belum mengetahui hal tersebut. Hanya saja, jika memang jenazah tersebut reaktif dan sudah dimakamkan, dirinya berharap melakukan isolasi mandiri.

“Baru dengar saya, tapi warga yang memakamkan harusnya isolasi mandiri,” katanya.

Disinggung soal langkah yang akan dilakukan oleh pihak kapanewon, dirinya akan melakukan pengecekan ke lokasi dan menanyakan ke pihak rumah sakit. Terlebih, jika memang almarhumah reaktif maka dirinya akan melakukan tes terhadap warga yang menguburkan jenazah.

“Nanti saya akan ke lokasi sekalian menelepon pihak Rumah Sakit Panti Rahayu Karangmojo,” ucap dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya