Alat Musik Sato yang Hampir Punah di Desa Wisata Waturaka

Sato merupakan alat musik tradisional di Desa Wisata Waturaka di Nusa Tenggara Timur yang hampir punah.

oleh Komarudin diperbarui 23 Jun 2021, 07:40 WIB
Alat musik tradisional yang hampir punah (dok.instagram/@bten_kelimutu/https://www.instagram.com/p/CQM6qXWHM-p/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman budaya, salah satunya adalah alat musik tradisional. Kabupaten Ende di Nusa Tenggara Timur (NTT) tak kalah saing dalam memperkenalkan alat musiknya yaitu Sato.

"Sato merupakan salah satu alat musik tradisional yang cara memainkan dengan cara digesek yang mempunyai keunikan karena terbuat dari buah Maja atau bila (Mbabu) dalam bahasa setempat. Alat musik Sato terdapat di Desa Waturaka Kec. Kelimutu. Desa Waturaka sendiri adalah salah satu desa penyangga TN Kelimutu yang dikenal dengan desa wisata," tulis akun Instagram @btn_kelimutu, 17 Juni 2021.

Awalnya dawai Sato terbuat dari serat daun lidah buaya yang dikeringkan lalu dijalin dengan getah kenari. Namun karena perkembangan zaman, kini dawainya menggunakan tali senar nomor empat, sedangkan alat geseknya berbentuk busur kecil dengan tali dari bahan ijuk.

Jika diperhatikan Sato hampir mirip dengan biola, apalagi teknik permainannyapun hampir sama. Kini alat musik ini dikembangkan dan dimainkan masyarakat Desa Waturaka setempat.

Kini alat musik Sato termasuk alat musik hampir punah. Alasannya karena jarang dimainkan dan dikembangkan masyarakat suku Lio maupun suku Ende.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Desa Wisata Waturaka

Alat musik tradisional yang hampir punah (dok.instagram/@bten_kelimutu/https://www.instagram.com/p/CQM6qXWHM-p/Komarudin)

Jarak Desa Wisata Waturaka dari Kota Kabupaten Ende ke Desa Waturaka 54 kilometer (km) dan jarak dari ibu kota Kecamatan kelimutu ke Desa Waturaka empat km. Desa ini dibentuk pada 2011, dan ditetapkan sebagai Desa Wisata pada 2014.

Wisatawan yang berkunjung ke Desa Waturaka pada 2015-2016, sebanyak 1.252 orang. Berdasarkan laman sinta.unud.ac.id, jumlah pengunjung masih tergolong sedikit, hal tersebut dipengaruhi karena terbatasnya fasilitas pendukung seperti homestay, transportasi, rumah makan.

Namun, seiring waktu desa ini pun makin berkembang dan ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara. Desa ini bahkan mendapat penghargaan desa ekowisata terbaik oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada 2017.


Air Terjun Murukeba

Air terjun murukeba di Desa Wisata Waturaka (dok.instagram/@ ende_heaven/https://www.instagram.com/p/CArHwcmBg8T/Komarudin)

Desa Waturaka memiliki potensi daya tarik wisata unggulan, salah satunya air terjun Murukeba. Air terjun tersebut diperkirakan mencapai 100 meter.

Wisatawan ingin berkunjung ke Murukeba harus berjalan kaki. Dari jalan raya Kelimutu, mereka harus meniti anak tangga hingga ke pos penjagaan sekitar 100 meter. Mereka yang ke Kelimutu tentu belum lengkap jika tak berkunjung ke tempat ini.


Infografis Daripada Jemput Virus Corona, Mendingan Liburan di Rumah Saja

Infografis Daripada Jemput Virus Corona, Mendingan Liburan di Rumah Saja. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya