Keyakinan Meningkat, Pengeluaran Rumah Tangga Indonesia Naik 7 Persen di 2021

Peningkatan konsumsi masyarakat terpantau mengalami peningkatan di hampir semua segmen. Terutama pada segmen leisure.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jun 2021, 16:50 WIB
Pemulung saat memilah barang hasil pungutan di Jakarta, Minggu (18/10/2020). Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan jumlah penduduk miskin naik 1,63 juta jiwa atau 0,56 persen selama masa pandemi Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Survei NielsenIQ menunjukkan pengeluaran rumah tangga masyarakat Indonesia hingga April 2021 naik 7 persen. Kenaikan ini dorong tingkat keyakinan konsumen yang meningkat dibandingkan tahun lalu.

"Tingkat keyakinan konsumen Indonesia meningkat seiring dengan makin menguatnya pengeluaran rumah tangga yang membaik dibandingkan tahun lalu," kata Senior Manager, Consumer Intelligence NielsenIQ, Nansita Basuki dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (23/6/2021).

Peningkatan konsumsi masyarakat terpantau mengalami peningkatan di hampir semua segmen. Terutama pada segmen leisure yang terdiri dari rekreasi, fesyen dan hiburan. Kategori ini meningkat menjadi 13 persen dari tahun lalu yang hanya tumbuh 10 persen.

"Ketiga komponen ini menguat karena tahun lalu masyarakat menahan diri untuk tidak mengeluarkan dana karena ada kebijakan pembatasan sosial," kata Sita, sapaannya.

Lebih lanjut Sita menjelaskan, peningkatan segmen leisure sejalan dengan makin masifnya pemerintah melakukan program vaksinasi. Sehingga menciptakan kepercayaan masyarakat untuk memulai kembali berbagai aktivitas yang selama ini tidak dilakukan karena pandemi Covid-19.

"Kenaikan ini berhubungan dengan program vaksinasi dengan mobilitas yang membaik dibanding tahun lalu," kata dia.

Selain itu, kategori Barang Konsumen yang Bergerak Cepat atau Fast Moving Consumer Goods (FMCG) tetap dipertahankan rumah tangga. Sebab produk kategori FMCG seperti makanan-minuman, peralatan mandi, kosmetik, obat-obatan dan lainnya masih dipertahankan masyarakat. Hanya menurun 1 persen dibandingkan tahun lalu dalam periode yang sama.

"FMCG ini pengeluaran yang tetap dipertahankan karena semua orang butuh makan," kata dia.

Begitu juga dengan pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan komunikasi. Konsumsi internet di luar telepon masih tetap sama yakni tumbuh 5 persen karena berbagai aktivitas seperti sekolah dan bekerja masih dilakukan secara online dari rumah.

"Segmen ini tetap dipertahankan dalam pengeluaran rumah tangga," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Masuk Fase Pemulihan

Pengemis bersama anaknya saat berada di lampu merah kawasan Karet, Jakarta, Minggu (18/10/2020). Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan angka kemiskinan di Indonesia naik pada periode September 2020. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Untuk itu dia menilai secara umum persepsi masyarakat terhadap kondisi perekonomian semakin membaik. Jauh lebih baik dibandingkan dengan bulan Mei tahun lalu.

Terlebih berdasarkan data pemerintah, sampai kuartal I 2021 perekonomian nasional semakin membaik. Inflasi tetap terjaga dan GDP juga mulai menunjukkan perbaikan.

Pergerakan ini dipengaruhi konsumsi domestik yang semakin membaik dan investasi yang makin stabil. Sehingga dari berbagai indikator tersebut Indonesia makin optimis untuk masuk ke fase pemulihan.

"Dari indikator tadi, Indonesia makin optimis," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya