Liputan6.com, Jakarta PPSDM Geominerba bersama PT Timah Tbk menggelar Diklat Evaluasi Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dengan Metode Social Return On Investment (SROI) secara virtual melalui Zoom pada 16-18 Juni 2021. Diklat ini bertujuan untuk kompetensi para pegawai yang diberi tugas dan tanggungjawab dalam pengelolaan Program PPM.
Program PPM sekitar pertambangan menghadapi tantangan yang semakin kompleks. PPM tidak hanya menjadi program pemadam kebakaran atas konflik yang mungkin terjadi antara perusahaan dan masyarakat, atau menjadi alat membangun citra perusahan di mata para pemangku kepentingan. Lebih dari hal itu Program PPM telah menjadi investasi saat ini dan di masa yang datang bagi perusahaan.
Advertisement
Salah satu alat ukur yang dapat digunakan dalam mengukur keberhasilan Program PPM adalah Social Return on Investment (SROI), metode ini digunakan untuk mengukur dampak/manfaat (outcome) yang dihasilkan dari pelaksanaan sebuah proyek/program investasi sosial dari tiga aspek manfaat, yaitu manfaat ekonomi, manfaat sosial dan manfaat lingkungan.
Kepala Divisi P2SDM PT Timah Tbk., Agung Nugroho Soeratno membuka secara resmi Diklat mengatakan materi diklat PPM sangat penting bagi para pegawai untuk sama-sama mempelajari, menyikapi, serta mempraktekannya nanti.
Metode Social Return On Investment
"Karena selain untuk kelancaran perusahaan tentu saja memberikan rasa aman untuk kita semuanya, sebagai perusahaan negara tentu saja setiap uang yang dikeluarkan harus mempunyai dampak dan sesuai aturan," ujar Agung Nugroho.
Sebanyak 25 orang peserta yang merupakan pegawai dari PT Timah Tbk. mengikuti diklat yang berlangsung selama tiga hari (16-18 Juni 2021) secara online, dengan materi yang akan diberikan yaitu Investasi Sosial, Bentuk-bentuk Investasi Sosial, Inovasi Sosial, Memetakan Pemangku Kepentingan, Mengidentifikasi Perubahan, Dampak, dan Impak, serta Pengukuran SROI.
Dengan diselenggarakannya diklat ini diharapkan mampu mengevaluasi PPM yang telah dilaksanakan perusahaan dengan menggunakan metode SROI sehingga perusahaan dapat mendeskripsikan keuntungan yang diperoleh para stakeholders dari dilaksanakannya sebuah proyek/program investasi sosial sebagai nilai kembalian keuntungan bagi perusahaan.
(*)
Advertisement