80 Persen Pasien COVID-19 di RSCM Punya Masalah Pencernaan

COVID-19 ini juga dapat menimbulkan gejala lain pada saluran pencernaan seperti diare, muntah, dan nyeri perut.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 24 Jun 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi Masalah Pencernaan Credit: pexels.com/Loco

Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona (COVID-19) diketahui menyerang sel-sel yang melapisi saluran pernapasan. Sehingga gejala yang muncul umumnya seperti batuk, pilek, demam, dan mudah lelah. Namun nyatanya, virus ini juga dapat menimbulkan gejala lain pada saluran pencernaan seperti diare, muntah, dan nyeri perut.

Seperti disampaikan dr Virly Nanda Muzellina, SpPD bahwa sebenarnya sudah banyak studi di luar negeri mengenai hubungan antara COVID-19 dan masalah cerna. Dari banyak studi lapangan ditemukan 60 pasien COVID-19 mengalami keluhan di saluran pencernaan. Begitu pun dengan studi kecil di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) pun, pasien yang datang dengan masalah pencernaan ternyata terinfeksi COVID-19.

"Sudah banyak studi di lapangan, pasien dengan COVID-19 ternyata tidak hanya memiliki gejala di saluran pernapasan tapi 60-80 persen juga mengalami keluhan di saluran pencernaan. Ada yang diare, nyeri perut, mual, muntah. Dan setelah dianalisis positif COVID-19" kata Virly dalam diskusi Penyakit Saluran Cerna dan COVID-19 di laman instagram Yayasan Gastroenterologi Indonesia (YGI), ditulis Kamis (24/6/2021).

Melihat banyaknya pasien yang datang dengan masalah pencernaan, kata Virly, tim medis pun kerap melakukan swab bukan hanya di hidung tapi di dubur atau anus. "Dan ternyata ditemukan COVID-19 pada pasien tersebut.

 

Simak Video Berikut Ini:


Penyebab COVID-19 menimbulkan masalah pada saluran cerna

Mengutip laman YGI, ada beberapa penyebab COVID-19 bisa menimbulkan masalah pada saluran cerna.

1. Virus Corona dapat menyerang tubuh manusia dengan mengikat reseptor (ujung syaraf yang peka) Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE-2) yang ada pada permukaan lambung, usus dua belas hari, usus halus, dan rektum.

2. Virus Corona secara tidak langsung dapat melukai sistem pencernaan melalui suatu respon peradangan dan secara langsung merusak lapisan usus sehingga menimbulkan gejala pencernaan, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi kemungkinan ini. Studi menunjukkan bahwa asam nukleat virus terdeteksi pada sampel tinja pasien yang terinfeksi COVID-19 hingga 53,4%.

Menurut penelitian, pasien COVID-19 dapat mengeluarkan virus dalam tinja selama berhari-hari setelah semua gejala gangguan pernapasannya hilang. Penelitian lain juga menunjukkan hasil yang menarik, yaitu orang yang terinfeksi COVID-19 dengan gejala awal diare, hilangnya virus dari tubuh akan lebih lama dibandingkan orang yang tidak memiliki gejala pada saluran pencernaan.

3. Virus dapat menyebakan gangguan pada flora/bakteri usus yang memiliki peran penting dalam menjaga kekebalan usus dan tubuh. Bakteri usus diketahui memiliki peran penting bagi tubuh, antara lain melindungi usus dari infeksi, mengatur perkembangan dan pematangan sistem kekebalan tubuh, memengaruhi metabolisme nutrisi tubuh, dan memiliki efek antibakteri. Ketika keseimbangan flora/bakteri usus terganggu, maka usus akan lebih rentan terkena penyakit.

Penelitian di China, menunjukkan bahwa penurunan nafsu makan dan diare merupakan gejala saluran pencernaan yang sering terjadi pada pasien COVID-19 diikuti oleh mual, muntah, dan yang lebih jarang nyeri pada perut dan perdarahan saluran cerna. Beberapa orang yang terinfeksi COVID-19 mungkin mengalami diare tanpa ada gejala saluran pernapasan dan demam. Dalam beberapa kasus, gejala flu pada pasien terinfeksi muncul setelah adanya diare.

Adanya keluhan pada saluran cerna seperti diare, kehilangan nafsu makan, atau mual dapat disebabkan oleh banyak hal selain COVID-19. Mengalami salah satu dari gejala tersebut selama masa pandemi bukan berarti Anda mengidap COVID-19. Namun, tetaplah bijaksana untuk memberi perhatian kepada keluhan Anda selama masa pandemi ini. Ketika Anda mengalami keluhan tersebut, tetap pantau gejalanya, obati secara mandiri terlebih dahulu, dan tingkatkan kekebalan tubuh adalah yang utama.


Apa yang bisa dilakukan jika mengalami keluhan saluran pencernaan selama pandemi?

Beberapa cara yang dapat diikuti ketika Anda memiliki keluhan pada saluran pencernaan di masa pandemi antara lain:

Minum banyak air putih. Jika mengalami diare atau muntah, mengganti cairan yang hilang dalam tubuh adalah hal penting yang harus Anda lakukan. Melakukan rehidrasi dengan minum banyak air putih adalah terapi awal untuk mencegah terjadinya dehidrasi.

Memilih makanan yang tepat. Kurangi makan makanan yang dapat mengganggu dan memperberat kerja saluran cerna seperti makanan tinggi lemak, tinggi gula, makanan berpengawet yang berlebihan, makanan terlalu pedas dan asam, serta minuman berkafein dan beralkohol.

"Untuk menjaga daya tahan tubuh, tetap dianjurkan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. Komposisi karbohidrat, protein dan lemak diatur lebih sedikit agar aman untuk lambung," jelas Virly.

Istirahat yang cukup. Kualitas tidur yang tak memadai dikaitkan dengan kerentanan yang lebih tinggi terhadap penyakit. Istirahat yang cukup dapat memperkuat kekebalan tubuh Anda.

Menjaga kebersihan kamar mandi. Sampai saat ini penelitian belum menunjukkan bahwa COVID-19 dapat menular melalui tinja, tidak seperti demam tifoid atau Rotavirus. Namun, penelitian mengenai kemungkinan penularan COVID-19 melalui  tinja masih diteliti lebih lanjut. Selain itu, belum terdapat bukti tentang kelangsungan hidup virus COVID-19 pada air bersih maupun air limbah. Jika memungkinkan, gunakan kamar mandi yang berbeda dengan keluarga ketika Anda sedang mengalami diare. Apabila tidak memungkinkan, maka bersihkan kamar mandi setiap hari termasuk membersihkan dudukan toilet, pegangan flush, dan pegangan pintu kamar mandi. Jagalah agar kamar mandi tetap bersih dan kering, serta jangan lupa untuk menutup kloset dan menyiramnya setelah Anda selesai buang air besar.

Stay at home. Di rumah saja merupakan langkah untuk mengantisipasi dan mencegah penyebaran Virus Corona. Minimalisir untuk keluar rumah kecuali untuk keperluan yang tidak dapat ditunda, seperti kunjungan medis yang mendesak. Tetap di rumah, isolasi diri, dan pantau gejala Anda.

Cuci tangan sesering mungkin. Pastikan Anda selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. Pilihan lainnya, Anda bisa menggunakan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol. Hindari tangan menyentuh mata, mulut, atau hidung Anda.

Bersihkan kamar dan disinfeksi permukaan benda secara teratur. Virus dapat menempel pada permukaan benda sampai lebih dari 24 jam. Oleh karena itu, dengan membersihkan permukaan benda secara teratur diharapkan penularan virus dapat dicegah.


Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta

Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya