Liputan6.com, Jakarta - Akhir pekan lalu, mengutip CNN, Rabu, 23 Juni 2021, anggota dewan kota memimpin upacara peresmian patung karya mendiang seniman Seward Johnson yang dikenal sebagai "Forever Marilyn" tersebut. Keputusan memajang patung "seksis" Marilyn Monroe di situs publik di sebelah Museum Seni Palm Springs, kota Palm Springs, California, Amerika Serikat (AS) menuai sederet protes. Bahkan, muncul sejumlah petisi dari publik.
Upacara ini tidak dihadiri pemimpin museum seni yang merupakan "bagian resmi dari seremoni tersebut." Empat direktur terakhir museum secara terbuka menentang penempatannya di sana, seperti halnya sejumlah kelompok aktivis, termasuk CReMa (Komite untuk Relokasi Marilyn) dan Women's March Los Angeles.
Kedua kelompok ini mengirimkan demonstran ke upacara peresmian dengan nyanyian yang menenggelamkan beberapa pembicara. "Itu adalah nyanyian tanpa henti, baik pro dan kontra. Anda tidak dapat benar-benar mendengar pembicaranya," kata Chris Menrad, co-founder CReMa.
Baca Juga
Advertisement
"Tujuan kami berada di sana pada dasarnya untuk mengganggu acara dan mengomunikasikan ketidaksenangan kami," imbuhnya.
Sementara itu, dewan kota telah berulang kali menyebut bahwa pariwisata adalah alasan mereka menempatkan patung yang dianggap mengeksploitasi tersebut. Tapi, Trina Turk, juga co-founcer CReMa, membantah alasan terkait patung Marilyn Monroe dengan mengatakan, "Satu-satunya hal yang telah dicapai patung itu di masa lalu adalah meningkatkan unggahan Instagram."
"Mereka berbicara tentang membantu semua bisnis yang berjuang di pusat kota yang kehilangan pendapatan karena pandemi," ucapnya.
"Tapi, jika Anda melihatnya akhir-akhir ini, tempat itu adalah 'kebun binatang'. Jumlah kami lebih baik daripada tahun 2019," tambahnya, merujuk pada toko miliknya di pusat kota.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tempuh Jalur Hukum
Turk menyambung bahwa CReMa masih menuntut relokasi patung dari sebelah museum melalui gugatan terhadap kota dan pemilik patung PS Resor. Pihaknya mengajukan gugatan mengutip berbagai kode publik dan status tengara museum sebagai monumen bersejarah Kelas Satu.
"Kita akan menempuh jalur hukum sampai akhir, bahkan jika itu berarti banding, banding, dan banding. Saya tidak berpikir protes akan berakhir juga," kata Turk.
Patung yang memuat pose ikonis Monroe dari film The Seven Year Itch itu dibuat pada 2011. Patung itu kemudian dipamerkan di Palm Springs dari 2012 hingga 2014 sebelum pindah ke kota lain, catat Los Angeles Times.
Advertisement
Pro Kontra
CBS New York melaporkan, PS Resorts membayar satu juta dolar Amerika Serikat untuk membawa patung itu kembali ke Palm Springs. Pihaknya mengklaim bahwa kehadirannya berbuah "keuntungan ekonomi bagi kota itu tujuh tahun lalu."
"Forever Marilyn adalah tambahan penting bagi komunitas kami dan ekonomi pariwisata kami," kata Scott White, presiden, sekaligus CEO Biro Konvensi dan Pengunjung Greater Palm Springs. "Ini memberi tahu dunia bahwa kita berbeda, unik, dan istimewa."
Tapi, Emiliana Guereca, direktur eksekutif Women's March Foundation berpendapat, "Patung Marilyn Monroe setinggi 26 kaki dirancang agar publik dapat berjalan di antara kedua kakinya, melihat gaunnya, dan memotret selangkangan atau bokongnya untuk bersenang-senang."
"Itu seksis, eksploitatif, dan misoginis. Bahkan dalam kematiannya, Marilyn tidak memiliki kedamaian," imbuhnya.
Infografis Tarik Ulur RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
Advertisement