Kata Analis Terkait Kenaikan Saham Emiten Farmasi dan Kesehatan

Meski indeks sektor saham IDXHealthcare merosot, sejumlah saham dalam indeks tersebut masih mencatat penguatan sepanjang 2021.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 23 Jun 2021, 21:24 WIB
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sempat menguat sekitar 1,9 persen, indeks sektor saham kesehatan IDXHealthcare melemah 0,56 persen secara year to date pada perdagangan Rabu, 23 Juni 2021.

Indeks sektor saham perawatan kesehatan alami koreksi tajam 2,42 persen ke posisi 1.303,03 pada 23 Juni 2021. Meski indeks sektor saham IDXHealthcare tersebut merosot, sejumlah saham emiten farmasi dan kesehatan dalam indeks tersebut masih mencatat penguatan sepanjang 2021.

Seperti saham PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) yang melonjak 560 persen sepanjang tahun berjalan 2021. Saham DGNS naik 560 persen ke posisi Rp 1.320 per saham pada 22 Juni 2021.

Saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) naik 10 persen ke posisi Rp 1.760 per saham. Selain itu, ada saham emiten rumah sakit PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) melonjak 108,90 persen ke posisi Rp 610 per saham. Saham PT Medikalola Hermina Tbk (HEAL) naik 37,39 persen.

Selain itu, saham emiten farmasi PT Pyridam Farma Tbk naik 14,87 persen ke posisi Rp 1.120 per saham. Saham PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) menguat 11,07 persen ke posisi Rp 1.555 per saham.

Melihat hal ini, pengamat Pasar Modal dan Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menyebut salah satu alasan kenaikan saham farmasi dan kesehatan ialah kasus COVID-19.

"Dua hari terakhir saham farmasi dan kesehatan naik kencang banget, karena memang ada isu pandemi Covid-19 serta lockdown sehingga memang ada kenaikan," katanya kepada Liputan6.com, Rabu (23/6/2021).

Meski demikian, sejumlah saham emiten farmasi dan kesehatan juga alami koreksi. Hal tersebut juga menekan laju IHSG pada Rabu pekan ini. Namun, Hans menilai, hal tersebut masih wajar.  

"Memang semuanya karena kasus Covid-19. Jadi orang sekarang sudah lebih pro kesehatan, mereka juga membeli perlengkapan kesehatan seperti vitamin, karena itu memang ada kenaikan di tahun ini," ujar dia.

 

Prospek sektor saham farmasi

Meski demikian, Hans menuturkan, sektor saham emiten farmasi masih menarik. "Pandemi itu enggak cepat berlalu, biasanya butuh waktu, 3 hingga 4 tahun ke depan. Saat ini kita baru melewati 1,5 tahun," ujar dia.

Hans menegaskan, kenaikan sektor farmasi selama dua hari belakangan karena berita mengenai kasus COVID-19 saat ini terus diberikan. Terlebih kenaikan yang cukup signifikan. "Kemungkinan masih menarik untuk 1 hingga 2 tahun ke depan," ujarnya.

Tak hanya dari perusahaan obat, alat kesehatan dan rumah sakit. Hans juga menyebut peningkatan untuk laboratorium pengecekan PCR serta antigen juga mengalami lonjakan signifikan. "Iya memang untuk laboratorium juga positif ya, karena banyak orang pada tes PCR dan antigen di sana," tuturnya.

Sebelumnya, saham emiten farmasi yang menguat pada awal pekan cenderung koreksi pada Rabu pekan ini. Saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melemah 6,91 persen ke posisi Rp 2.830 per saham. Saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melemah 4,23 persen ke posisi Rp 1.360 per saham. Saham PT Indofarma Tbk (INAF) tergelincir 6,14 persen ke posisi Rp 2.600 per saham.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan Rabu pekan ini, IHSG melemah 0,88 persen atau 53,29 poin ke posisi 6.034,54. Indeks LQ45 merosot 1,02 persen ke posisi 859,60. Seluruh indeks saham acuan tertekan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Gerak Saham Emiten Farmasi pada Senin, 21 Juni 2021

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) koreksi tajam pada sesi pertama, Senin, 21 Juni 2021, saham emiten farmasi justru melambung.

Pada penutupan sesi pertama, IHSG melemah 0,72 persen ke posisi 5.963,80. Indeks saham LQ45 merosot 0,83 persen ke posisi 855,96. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 5.966,31 dan terendah 5.884,91. Sebanyak 376 saham melemah sehingga menekan IHSG. 118 saham diam di tempat dan 129 saham menguat.

Total frekuensi perdagangan saham 773.200 kali dengan volume perdagangan 10,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,4 triliun. Investor asing beli saham Rp 759,69 miliar.

Di tengah tekanan IHSG, sejumlah saham emiten farmasi menguat. Saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) melonjak 24,91 persen ke posisi Rp 1.755 per saham. Total frekuensi perdaganan 6.677 kali dengan nilai transaksi Rp 61 miliar.

Saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melambung 24,89 persen ke posisi Rp 2.910 per saham. Saham KAEF ditransaksikan sebanyak 11.214 kali dengan nilai transaksi Rp 89,1 miliar. Saham KAEF dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 2.350. Saham KAEF berada di posisi tertinggi Rp 2.910 dan terendah Rp 2.190 per saham.

Saham INAF meroket 24,64 persen ke posisi Rp 2.580 per saham. Saham INAF dibuka stagnan di posisi Rp 2.070 per saam. Saham INAF berada di posisi tertinggi Rp 2.580 dan terendah Rp 1.960 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 3.960 kali dengan nilai transaksi Rp 21,1 miliar.

Kenaikan harga saham juga dialami PT Phapros Tbk (PEHA). Saham PEHA melonjak 22,47 persen ke posisi Rp 1.390 per saham. Saham PEHA dibuka di posisi Rp 1.135 per saham. Saham PEHA berada di posisi tertinggi Rp 1.415 dan terendah Rp 1.085 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.309 kali dengan nilai transaksi Rp 10,7 miliar.

Saham emiten farmasi lainnya yang menguat yaitu saham PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) melonjak 19,27 persen ke posisi Rp 1.145 per saham. Saham PYFA dibuka stagnan di posisi Rp 960. Saham PYFA berada di posisi tertinggi Rp 1.190 dan terendah Rp 950 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 4.769 kali dengan nilai transaksi Rp 18,9 miliar.

Saham PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) menguat 10,53 persen ke posisi Rp 1.680 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 5.365 kali dengan nilai transaksi Rp 32,2 miliar.

Selanjutnya saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) naik 9,19 persen ke posisi Rp 1.485 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sebanyak 21.138 kali dengan nilai transaksi Rp 199,9 miliar. Saham KLBF dibuka melemah ke posisi Rp 1.310 per saham. Saham KLBF berada di posisi tertinggi Rp 1.515 dan terendah Rp 1.280 per saham.

Saham PT Soho Global Health Tbk (SOHO) melambung 8,13 persen ke posisi Rp 5.650 per saham. Total frekuensi perdagangan 495 kali dengan nilai transaksi Rp 2 miliar.

Saham PT Millenium Pharmacon International Tbk (SDPC) naik 6,02 persen. Saham SDPC dibuka melemah tiga poin ke posisi Rp 130 per saham. Saham SDPC sempat di posisi tertinggi Rp 144 dan terendah Rp 130 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 212 kali dengan nilai transaksi Rp 158,4 juta.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya