Sudah Sampai Mana Proses Pembangunan Satelit Multifungsi Satria 1?

BAKTI dan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sebagai operator Satelit Satria 1 mengungkap progress pembangunan satelit berkapasitas tinggi yang bakal meluncur 2023 mendatang, sudah sejauh mana?

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 24 Jun 2021, 06:30 WIB
Mengenal Satria, Satelit Internet Milik Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia bermaksud meluncurkan satelit multifungsi nasional Satria 1 pada kuartal ketiga 2023.

Satelit Satria 1 nantinya akan memiliki kapasitas throughput 150 Gbps yang sepenuhnya digunakan pemerintah Indonesia untuk menghubungkan 150.000 titik di daerah 3T Indonesia dengan akses internet.

Titik yang terhubung dengan akses internet adalah titik layanan publik. Mulai dari sekolah, Puskesmas, hingga kantor pemerintahan.

Lantas, sudah sejauh mana pembangunan Satelit Satria 1?

Direktur Infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemkominfo Bambang Nugroho mengatakan, saat ini Satelit Satria 1 dalam proses konstruksi oleh perusahaan aerospace Prancis, Thales Alenia Space (TAS).

"Saat ini sedang konstruksi, overall progress-nya sudah 11,5 persen. Di dalamnya ada kick off meeting, pembangunan satelit, payload system, dan dalam waktu dekat akan proses critical design review (CDR) pada September 2021," kata pria yang biasa disapa Nugie ini.


Panel-Panel Tengah Dibuat

HSBC ikut mendanai proyek Satelit multifungsi Indonesia Satria 1.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Pasifik Satelit Nusantara Adi Rahman Adiwoso menjelaskan bahwa saat ini panel-panel satelit telah dibuat.

"Kemungkinan malah Agustus ini akan ground-breaking untuk membangun stasiun di Bumi yang akan mengontrol satelit," kata Adiwoso.

Adiwoso membeberkan, satelit Satria 1 akan memiliki ukuran bodi cukup besar. Menurutnya, tinggi satelit adalah 6,5 meter.

Ia menyebut, di antara satelit yang pernah dibuat dan dioperasikan oleh Indonesia, Satria 1 terbilang berukuran besar.

"(Satelit) PSN M1 (ukurannya) sekitar 3,2 meter. Satria 1, 6,5 meter itu terdiri dari 2 tingkat. Karena memakai teknologi electric compulsion, beratnya tidak lebih dari 5 ton, ini cukup ringan sehingga roket Falcon 9, akan mudah mengangkat," kata Adiwoso.


Kapasitas Dapat Dipindahkan

Penandatanganan MoU tentang konstruksi satelit Satria oleh PSN dan pihak Thales Alenia Space selaku kontraktor satelit (Foto: Livestreaming Mou)

Adiwoso lebih lanjut mengatakan, satelit Satria 1 memungkinkan kapasitasnya dipindahkan ke daerah-daerah yang membutuhkan.

"Kalau stasiun di Bumi kena hujan, trafik dapat dipindahkan," tuturnya.

Adiwoso juga mengatakan bahwa Satria 1 menjadi satelit dengan kapasitas terbesar di Asia. Ia menyebut satelit ini sebagai very high throughput satellite.

Dengan satelit berkapasitas besar ini, nantinya BAKTI dan PSN dapat meratakan layanan internet dengan cepat, mudah, dan dalam hal biaya yang dikeluarkan pun cukup terjangkau.

(Tin/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya