Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 pada anak tidak boleh disepelekan oleh orangtua. Hal ini karena angka meninggal dunia akibat infeksi virus Corona pada usia anak tidaklah sedikit.
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Aman Bhakti Pulungan, beberapa waktu lalu mengatakan bahwa tingkat fatality rate akibat COVID-19 pada anak di Indonesia bisa mencapai tiga hingga lima persen.
Advertisement
"Data Satgas Nasional, saat ini proporsi kasus kematian COVID-19 pada anak usia nol sampai 18 tahun itu, satu dari delapan kasus konfirmasi positif COVID-19 adalah anak," kata Aman.
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra dalam diskusi virtual beberapa waktu lalu, gejala COVID-19 yang umum pada anak biasanya berupa demam.
"Pada orang dewasa banyak yang orang tanpa gejala, tetapi pada anak itu biasanya ada reaksi demam, karena antibodi pada anak-anak memang lebih sensitif," kata Hermawan dikutip dari saluran Youtube FMB9ID_IKP, Kamis, 24 Juni 2021.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Mirip Influenza
Selain itu, menurut Hermawan, pada anak-anak biasanya COVID-19 juga menimbulkan batuk. "Sehingga kalau ciri-ciri demam, batuk, ditambah dengan pilek, itu samar sekali dengan influenza biasa."
Kemiripan COVID-19 dengan flu biasa pada anak inilah yang menuntut agar orangtua memiliki kewaspadaan lebih tinggi.
"Dalam keadaan seperti ini orangtua harus punya awareness lebih. Jangan sampai menyederhanakan seperti 'ini batuk pilek biasa' tetapi harus lebih," kata Hermawan.
"Karena suasana kita dalam keadaan pandemi. Lebih itu dengan cara memeriksakan diri."
Advertisement
Tracing pada Anak
Hermawan melanjutkan, saat ini kasus COVID-19 pada anak bisa dikatakan sangat tinggi. "Dengan adanya percepatan penularan virus melalui varian baru, anak-anak itu menjadi sangat empuk buat virus corona."
Dia mengungkapkan Kementerian Kesehatan Malaysia hingga Mei lalu melaporkan sekitar 80 ribu virus corona pada anak dalam lima bulan.
Hermawan mengatakan, kasus ini harus jadi perhatian masyarakat, khususnya orangtua, serta tenaga epidemiologi yang melakukan surveilans, agar tidak berhenti melakukan tracing atau pelacakan pada orang dewasa saja.
"Anak-anak boleh jadi tidak merasakan gejala, tetapi kewaspadaan seringkali harus lebih pada orangtua. Ini kondisi yang membedakan kita dari situasi biasa, karena gejalanya agak samar dengan influenza."
"Bahkan anak-anak tanpa penyakit lain-lain pun, kalau ada substance apapun apakah bakteri, virus, atau jamur, pasti ada respon demam. Itu bagian dari gejala yang khas pada anak."
Infografis Waspada 5 Gejala Covid-19 pada Anak.
Advertisement