Fitch Solutions Sebut Permintaan Kredit Tumbuh 5 Persen pada 2021

Fitch Solutions juga memperkirakan bank sentral yaitu Bank Indonesia (BI) akan terus mempertahankan suku bunga rendah.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 24 Jun 2021, 20:39 WIB
Pekerja menyaring air rebusan kedelai untuk pembuatan tahu di industri rumahan kawasan Jakarta, Selasa (17/12/2019). Pemerintah resmi memangkas bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 7 persen menjadi 6 persen, kebijakan ini mulai berlaku pada Januari 2020 mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sektor perbankan dan jasa keuangan sejauh ini mampu melewati pandemi COVID-19 dengan cukup baik. Meskipun ada risiko penurunan pada sektor ini sebagai buntut pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. Sejalan dengan perbaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2021, Fitch Solutions memperkirakan permintaan kredit juga akan membaik.

"Dengan pertumbuhan PDB yang lebih kuat pada 2021, kami memperkirakan volume pinjaman akan menutup kerugian tahun 2020 dan meningkat sebesar 5,0 persen pada tahun 2021," dilansir dari laporan Fitch Solutions, Kamis (24/6/2021).

Bersamaan dengan itu, dana simpanan (deposito) diperkirakan meningkat sebesar 8,1 persen, sehingga total aset juga akan meningkat sebesar 8,2 persen. Sementara rasio simpanan terhadap pinjaman Indonesia pada 2020 adalah 83,23 persen akan turun menjadi 80,83 persen pada 2021. 

"Jadi, meskipun solvabilitas tidak menjadi perhatian, jelas ada beberapa keengganan untuk meningkatkan pinjaman bahkan ketika ekonomi berkembang lebih cepat pada tahun 2021,” tulis laporan itu.

Fitch Solutions juga memperkirakan bank sentral yaitu Bank Indonesia (BI) akan terus mempertahankan suku bunga rendah. Hal ini akan memberikan tekanan lebih lanjut pada profitabilitas bank.

Di sisi lain, meskipun Indonesia memiliki lebih dari 100 bank umum dan lebih dari 1.000 BPR (Ban Perkreditan Rakyat), industri ini hanya didominasi oleh beberapa pemain besar. 

Empat bank teratas menyumbang 53 persen dari aset perbankan di negara ini. Pada 2020, total aset perbankan meningkat sebesar 7,4 persen, tetapi nilai pinjaman nasabah menurun sebesar 2,4 persen sebagai respons terhadap pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Aset Bank Terbesar di Indonesia

Ilustrasi Bank

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) adalah bank terbesar di negara ini berdasarkan aset. Data per 31 Desember 2020, aset BBRI tercatat menembus Rp 1.500 triliun.

Perseroan juga cukup stabil secara finansial, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang sangat rendah sebesar 1,4 persen dan lebih dari lima kali cadangan yang dibutuhkan untuk menutupi jumlah tersebut.

Di posisi kedua ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan total aset Rp 1.430 triliun hingga akhir 2020. Perseroan memiliki Rasio NPL 3,4 persen, atau berada di posisi keempat di antara 10 besar. Ini memiliki cadangan lebih dari dua kali jumlah yang dibutuhkan untuk menutupi kewajiban sehingga stabilitasnya tidak dipertanyakan. Namun ternyata, dalam catatan The Fitch, Bank ini ternyata memiliki untung kecil.

Selanjutnya, PT Bank Central Asia (BBCA) adalah bank swasta terbesar di Indonesia bertengger pada posisi bank terbesar ketiga berdasarkan total ukuran aset, yakni senilai Rp 1.080 triliun. Ini adalah bank yang paling menguntungkan dengan rasio NPL yang relatif rendah 1,7 persen dan cadangan 2,8 kali nilai yang dibutuhkan untuk menutupi kewajiban tersebut.

PT Bank Negara Indonesia (BBNI) adalah bank terbesar keempat di Indonesia dengan total aset Rp 891,34 miliar pada 2020. Dengan rasio NPL mencapai ada 4,8 persen, Perseroan memiliki cadangan yang cukup memadai. Namun, dari sisi profitabilitasnya adalah yang terendah di antara 10 besar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya