Liputan6.com, Jakarta - CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk mengatakan, layanan broadband satelit Starlink akan melantai di bursa saham saat kondisi keuangannya lebih dapat diprediksi.
"Go public lebih cepat dari itu akan sangat menyakitkan,” kata Elon Musk dalam tweet Rabu malam.
"Akan melakukan yang terbaik untuk memberikan preferensi pemegang saham Tesla jangka panjang,” ia menambahkan.
Dilansir dari CNBC, Kamis (24/6/2021), cuitan itu muncul setelah seorang pengguna Twitter bertanya kepada Elon Musk mengenai kemungkinan IPO Starlink.
Baca Juga
Advertisement
Pengguna twitter tersebut mengaku siap untuk menjadi investor pada masa mendatang. Sementara, Presiden SpaceX Gwynne Shotwell mengatakan tahun lalu Starlink dapat dipisahkan dari SpaceX untuk penawaran umum perdana.
Starlink saat ini menguji coba layanannya dengan pelanggan di 11 negara termasuk AS dan Inggris. Musk mengatakan pada Mei lalu, perusahaan telah menerima lebih dari 500.000 preorder untuk layanan internetnya.
"Kami telah berhasil menyebarkan 1.800 atau lebih satelit dan setelah semua satelit itu mencapai orbit operasionalnya, kami akan memiliki cakupan global yang berkelanjutan, sehingga seharusnya seperti kerangka waktu September,” katanya Shotwell.
"Tetapi kemudian kami memiliki pekerjaan pengaturan untuk masuk ke setiap negara dan mendapatkan persetujuan untuk menyediakan layanan telekomunikasi,” ia menambahkan.
Starlink mengatakan pihaknya berencana untuk meluncurkan 12.000 satelit secara total dengan biaya sekitar USD 10 miliar.
Elon Musk mengatakan, Starlink akan menjadi sumber pendanaan penting untuk beberapa rencana yang lain, termasuk mengirim pelanggan yang membayar ke Mars dan menjajah Mars.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Elon Musk Kembali Bikin Harga Bitcoin Melonjak
Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Tesla, Elon Musk mungkin bukan lagi miliarder favorit komunitas bitcoin. Meski demikian, Ia masih bisa menggerakkan harga bitcoin.
Setelah mempengaruhi penurunan harga bitcoin beberapa bulan terakhir, Elon Musk kembali membuat harga bitcoin mengalami kenaikan tajam pada Minggu 13 Juni 2021.
"Ketika ada konfirmasi penggunaan energi bersih yang wajar (-50 persen) oleh penambang dengan tren masa depan yang positif, Tesla akan melanjutkan memungkinkan transaksi bitcoin,” tulis Elon Musk di Twitter, seperti dilansir Forbes, Senin, 14 Juni 2021.
Komentar tersebut Ia berikan untuk membalas Cointelegraph yang melaporkan Magda Wierzycka, kepala eksekutif perusahaan jasa keuangan Sygnia di Afrika Selatan karena telah mengkritik Elon Musk untuk dugaan pembuangan bitcoin.
"Ini tidak akurat. Tesla hanya menjual -10 persen kepemilikan untuk mengonfirmasi BTC dapat dilikuidasi dengan mudah tanpa memindahkan pasar," kata Musk.
Pada Februari 2021, Tesla mengungkapkan telah membeli USD 1,5 miliar bitcoin dan terus menyimpan sebagian besar kepemilikannya.
Hingga saat ini, perkiraan berapa persentase energi terbarukan yang memberi daya pada jaringan bitcoin juga tidak konsisten. Sebuah laporan memperkirakan, penggunaan listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan, 40 persen diantaranya dikonsumsi oleh jaringan bitcoin.
Namun, penelitian sebelumnya menyebut, angka konsumsi listrik untuk bitcoin lebih dari 70 persen, sebagian besar karena banyaknya pembangkit listrik tenaga air di Cina Barat Daya dan Skandinavia, keduanya merupakan pusat penambangan bitcoin utama.
Harga bitcoin melonjak sekitar 5 persen atau naik menuju USD 40.000 per bitcoin. Hal ini terjadi, menyusul konfirmasi Musk, Tesla berencana untuk melanjutkan dukungan bitcoinnya
Advertisement