Penutupan Koran Hong Kong Apple Daily Dinilai Joe Biden Sebagai Hari Menyedihkan

Presiden AS itu menuduh Beijing mengingkari kebebasan dasar dan menyerang otonomi dan institusi serta dan proses demokrasi di Hong Kong.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jun 2021, 17:16 WIB
Seorang wanita mencoba mengambil gambar edisi terakhir Apple Daily di depan stan surat kabar di mana orang-orang antre untuk membeli koran di sebuah jalan pusat kota di Hong Kong, Kamis (24/6/2021) Apple Daily mencetak edisi terakhir, Kamis (24/6), setelah 26 tahun beroperasi. (AP Photo/Vincent Yu)

Liputan6.com, Hong Kong - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut penutupan surat kabar independen Hong Kong, Apple Daily, sebagai "hari yang menyedihkan bagi kebebasan pers di Hong Kong dan seluruh dunia," menyalahkan China atas "penindasan yang intensif."

"Melalui penangkapan, ancaman, dan pemaksaan melalui Undang-Undang Keamanan Nasional yang menghukum kebebasan berbicara, Beijing bersikeras menggunakan kekuatannya untuk menekan media independen sekaligus membungkam perbedaan pendapat," kata Biden dalam sebuah pernyataan.

Presiden AS itu menuduh Beijing mengingkari "kebebasan dasar dan menyerang otonomi dan institusi serta dan proses demokrasi di Hong Kong."

Perusahaan induk pro-demokrasi Apple Daily yang berbasis di Hong Kong mengumumkan, Rabu (23/6), bahwa publikasi mereka akan ditutup minggu ini, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (25/6/2021).

Keputusan penutupan Apple Daily itu diambil hampir seminggu setelah lebih dari 500 polisi menggerebek kantor surat kabar itu dan menangkap pemimpin redaksi, Ryan Law, bersama empat eksekutif surat kabar itu dan penerbit Next Digital.

Pihak berwenang telah membekukan aset senilai US$ 2,3 juta, sehingga perusahaan Hong Kong itu tidak dapat membayar stafnya.

 


UU Keamanan China

Orang-orang mengantre untuk edisi terakhir Apple Daily di stan surat kabar di sebuah jalan pusat kota di Hong Kong, Kamis (24/6/2021). Ratusan orang mengantre pada Kamis dini hari untuk membeli edisi cetak terakhir surat kabar pro-demokrasi Hong Kong, Apple Daily. ( AP Photo/Vincent Yu)

Ryan Law dan pimpinan eksekutif Cheung Kim-hung didakwa telah berkolusi dengan negara asing, dan tidak diberi kesempatan bebas dengan jaminan.

Apple Daily dan penerbitnya, Jimmy Lai yang berusia 73 tahun, pendiri sekaligus pemilik Next Digital, telah menjadi target otoritas Hong Kong sejak China memberlakukan undang-undang keamanan nasional yang ketat Juni lalu.

Kantor surat kabar itu digerebek Agustus 2020 setelah Lai ditangkap di rumahnya atas dugaan kolusi dengan pihak asing.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya