Pemerintah Pusat Tambah 7.000 Tempat Tidur untuk Isolasi Pasien Covid-19 di Jakarta

Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya menambah tempat dan kasur isolasi pasien Covid-19 di DKI Jakarta.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 25 Jun 2021, 13:59 WIB
Tenaga kesehatan menyiapkan salah satu kamar isolasi untuk pasien OTG COVID-19 di Rusun Nagrak, Cilincing, Jakarta, Senin (21/6/2021). Pemprov DKI Jakarta mulai mengaktifkan Rusun Nagrak sebagai tempat isolasi mandiri bagi pasien COVID-19 tanpa gejala. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah pusat melalui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya menambah tempat dan kasur isolasi pasien Covid-19 di DKI Jakarta.

Hal ini menyusul keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di Wisma Atlet Jakarta juga hampir penuh karena semakin banyaknya pasien Covid-19 yang masuk.

Adapun dua tempat yang dimaksud adalah Rusun Pasar Rumput Jakarta Selatan dan Rusun Nagrak Jakarta Utara. Totalnya ada 7.000 tempat tidur yang bisa diisi oleh pasien yang terpapar Covid-19.

"Di Nagrak itu ada 4 tower, kita bisa isi sekitar 4.000. Kita aka mulai dari 2.000 dulu tapi itu kapasitas maksimalnya bisa 4.000. Sedangkan, di Pasar Rumput kita juga akan menambah kapasitas isolasi sekitar 3.000," jelas Budi dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (25/6/2021).

"Jadi ada 7.000 tempat tidur isolasi tambahan atau dua kali lipat lebih banyak dari sebelumnya yang ada di Wisma Atlet," sambungnya.

Menurut dia, nantinya pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan yang dirawat di Wisma Atlet akan dipindahkan ke Rusun Nagrak dan Pasar Rumput. Sementara, Wisma Atlet alam menangani pasien yang bergejala sedang.

"Sedang (pasien) yang kondisi berat tetap kita arahkan ke rumah sakit," kata Budi.

Dia memastikan agar pengaturan tempat isolasi dan perawatan untuk pasien Covid-19 berjalan sesuai aturan.

Dengan begitu, OTG dapat memilih untuk menjalani isolasi mandiri di rumah atau tempat terpusat di Rusun Nagrak atau Pasar Rumput.

"Kita harapkan bahwa kapasitas layanan kesehatan baik itu yang orang tanpa gejala maupun orang yang dengan gejala ringan, menengah, berat itu kita bisa atur dengan lebih baik," jelas Budi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Rumah Sakit Diubah

Adapun bentuk intervensi lain yang dilakukan pemerintah yakni, dengan mengkonversikan RS Fatmawati, RSPI Sulianti Saroso, dan RS Persahabatan menjadi rumah sakit yang sepenuhnya menangani pasien Covid-19.

Kemudian, pemerintah juga akan mengubah IGD di RS Rujukan Covid-19 menjadi kamar isolasi.

"Layanan IGD-nya kita sudah memutuskan untuk membangun tenda di luar rumah sakit supaya yang ingin di cek masuknya ke sana, tidak masuk ke ruangan IGD. Karena (IGD) ini akan dipakai sebagai tambahan tempat tidur," kata Budi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya