Masifkan Vaksinasi, Mahasiswa Kedokteran dan Keperawatan Didorong Jadi Vaksinator

Kesadaran ini, lanjut dia harus ditangkap oleh pemerintah dengan memasifkan vaksinasi hingga ke desa-desa.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jun 2021, 16:26 WIB
Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga saat vaksinasi di Universitas Budi Luhur, Jakarta Selatan, Senin (21/6/2021). Vaksinasi tersebut menargetkan 1.000 masyarakat Jakarta berusia 18 tahun ke atas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Gelombang kedua pandemi Covid-19 tengah menyerang Indonesia. Pemerintah pun diminta memasifkan jangkauan vaksinasi Covid-19 hingga ke desa-desa. Selain stok vaksin, pemerintah pun diminta memastikan ketersediaan tenaga vaksinator.

"Kami mendorong mahasiswa kedokteran dan keperawatan di seluruh Indonesia dilatih menjadi vaksinator karena mereka pastinya sudah memiliki dasar-dasar ilmu Kesehatan sehingga tidak akan kesulitan mengikuti pelatihan sebagai vaksinator yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan atau lembaga terkait," ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, Jumat (25/6/2021).

Huda menjelaskan, saat ini antuasiasme publik terkait pentingnya vaksin mulai tumbuh saat melihat fakta adanya serangan gelombang kedua pandemi Covid-19 di tanah air. Mereka mulai sadar jika vaksinasi memberikan efek perlindungan sehingga jika terpapar tidak sampai mengalami risiko terburuk.

"Beberapa hari terakhir sentra vaksin di puskemas-puskemas di beberapa wilayah mengalami lonjakan peminat vaksin. Masyarakat mulai sadar akan pentingnya vaksin sehingga berbondong ke sentra vaksinasi," kata Huda. 

Kesadaran ini, lanjut dia harus ditangkap oleh pemerintah dengan memasifkan vaksinasi hingga ke desa-desa. Pihaknya sepakat dengan usulan Ketua Tim Pengendali Bencana Covid-19 DPR Muhaimin Iskandar yang mendorong pembukaan Poliklinik Desa sebagai sentra vaksinasi.

"Jika kekurangan tenaga vaksinator maka mahasiswa kedokteran maupun mahasiswa keperawatan bisa didorong sebagai relawan. Kami yakin dengan kerja bersama ini program vaksinasi akan bisa diselesaikan dalam waktu cepat," tegas Huda.

Dia menegaskan, saat ini Indonesia sedang berkejaran dengan waktu untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) dalam menghadapi pandemic Covid-19. Menurutnya sebelum tercipta kekebalan kelompok maka Indonesia akan terus rawan menghadapi gelombang pandemi susulan.

"Jika melihat data, vaksinasi di Indonesia relatif lamban dibandingkan beberapa negara lain. Padahal stok vaksin kita relatif aman," katanya.

Lebih Jauh Huda mengungkapkan gelombang susulan pandemi Covid-19 tidak bisa dianggap enteng. Dia mencontohkan situasi saat ini di mana gelombang kedua pandemi Covid-19 telah menyerang merata di sejumlah wilayah Indonesia. Bahkan beberapa hari terakhir tercipta rekor baru kasus positif Covid-19 yang mencapai 20.000-an kasus per hari.

"Bahkan gelombang kedua Covid-19 di Indonesia ini jika tidak ada kebijakan fundamental bisa mengancam sistem layanan Kesehatan mengingat tingkat bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan hampir penuh. Selain itu tenaga Kesehatan juga banyak mulai tumbang," jelas Huda.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Perlu Percepatan Kelulusan

Politikus PKB ini mengusulkan ada langkah darurat untuk memastikan ketersediaan tenaga Kesehatan dalam menghadapi gelombang kedua Covid-19 di tanah air. Menurutnya perlu percepatan kelulusan bagi mahasiswa kedokteran maupun mahasiwa keperawatan di Indonesia.

"Mereka yang sudah di tingkat akhir dan tinggal menyelesaikan kewajiban akademis yang sifatnya adminitratif segera saja diluluskan. Mereka bisa segera ditugaskan untuk memperkuat ketersediaan tenaga Kesehatan dalam menghadapi pandemic Covid-19 di tanah air," katanya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya