Ragam Hoaks Seputar Masker Terbaru: Tak Efektif Cegah Covid-19 Hingga Rusak Imun Tubuh

Padahal memakai masker merupakan salah satu upaya untuk menghindari paparan virus corona covid-19.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 26 Jun 2021, 08:00 WIB
banner Hoaks. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi covid-19 masih terjadi di Indonesia selama 1,5 tahun terakhir. Namun hoaks terkait masker terus saja beredar di masyarakat.

Hoaks terkait masker ini menyebar melalui aplikasi percakapan dan media sosial. Padahal memakai masker merupakan salah satu upaya untuk menghindari paparan virus corona covid-19.

Lalu apa saja hoaks terbaru terkait masker? Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Tidak Benar Masker Bisa Merusak Imun Tubuh dan Tidak Aman Bagi Pencegahan Covid-19

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan video yang mengklaim masker dapat merusak imun tubuh dan tidak aman bagi pencegahan covid-19. Video tersebut ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu yang mengunggahnya adalah akun bernama @machbeach. Dia mempostingnya di Twitter pada 24 Juni 2021.

Dalam video tersebut terdapat rekaman video dari Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Komjen Pol. Dharma Pongrekun.

Selain itu terdapat juga logo BSSN di video berdurasi satu menit tersebut. Dalam video disebutkan bahwa masker bisa membuat sel stres dan menjadikan masker tidak berguna.

Akun tersebut juga menambahkan narasi: "Masker merusak imun tubuh"

Lalu benarkah video yang mengklaim penggunaan masker bisa merusak imun tubuh dan tidak aman bagi pencegahan covid-19? Simak dalam artikel berikut ini...

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan video pilihan berikut ini:


Hoaks Selanjutnya

Ilustrasi hoax. (via: istimewa)

2. Cek Fakta: Hoaks Pakai Masker Bisa Picu Bunuh Diri Massal Akibat Keracunan CO2

Beredar di media sosial postingan terkait pemakaian masker bisa mengakibatkan bunuh diri massal di seluruh dunia karena keracunan CO2. Postingan ini ramai dibagikan sejak bulan lalu.

Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Wahyu Saputra. Dia mengunggahnya di Facebook pada 20 Mei 2021.

Berikut isi postingannya:

"MEGA PROJECK DUNIA Yang Di Rancang Oleh Yahudi,Amerika dan China**UNTUK MEMBENAMKAN : KEBANGKITAN ISLAM YANG MENDUNIA* *CORONA_YG_MENIPU*(Copas + Edit)*

Bismillah...**PROGRAM BUNUH DIRI MASAL, AGAR MASYARAKAT DUNIA* *MENGHIRUP CO2**Karna Dengan Berlebihan Menghirup CO2, Manusia Tidak akan Hidup lama alias Bunuh Diri Massal*

😞 🙃🙃*Yang Dibutuhkan Oleh Tubuh Kita Seharusnya Menghirup O2 ( Oksigen )**tetapi karena CO2 (Karbon Dioksida) nya tertahan di masker, maka mau tidak mau harus kita hirup lagi).......

Inilah Program Pertama Mereka ( Yahudi Cs )**MAKA TERJAWABLAH SUDAH SIAPA SEBENARNYA CORONA....... YANG MEREKA CIPTAKAN.😊😊😊

**Tolong... dan Mohoon, ini dibaca sampai habis biar Kita Sadar dan tidak larut dalam rasa takut yg berlebihan..... yg entah sampai kapan tipu daya mereka akan berakhir."

Lalu benarkah postingan yang mengklaim memakai masker bisa mengakibatkan bunuh diri massal akibat keracunan CO2? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Tidak Benar Universitas Stanford Rilis Studi Sebut Masker Tak Efektif Cegah Penyebaran Covid-19 dan Berbahaya

Beredar di media sosial postingan yang diklaim sebagai hasil studi dari Universitas Stanford yang menyebut masker tidak efektif mencegah penyebaran covid-19 dan membahayakan. Postingan ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu akun yang mempostingnya bernama Dani Hinck Martin. Dia mengunggahnya di Facebook pada 20 April 2021.

Dalam postingannya terdapat judul artikel: "Stanford Study Results: Facemasks are Ineffective to Block Transmission of COVID-19 and Actually Can Cause Health Deterioration and Premature Death"

atau dalam Bahasa Indonesia "Hasil Studi Stanford: Masker Wajah Tidak Efektif Menghalangi Penularan COVID-19 dan Sebenarnya Dapat Menyebabkan Penurunan Kesehatan dan Kematian Dini"

Lalu benarkah postingan yang mengklaim Universitas Stanford mengeluarkan studi bahwa masker tidak efektif mencegah penyebaran covid-19 dan membahayakan? Simak dalam artikel berikut ini...


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya