Riset: Mimpi Adalah Cara Manusia untuk Mengantisipasi Masa Depan

Setiap orang pasti pernah bermimpi, tetapi tidak ada yang tahu mengenai pesan dibalik mimpi. Ilmuwan pun mencoba melakukan riset dan menemukan bahwa mimpi berkaitan dengan masa lalu dan masa yang akan datang.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jun 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi sedang bermimpi (Photo by Gregory Pappas on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap 90 menit hingga 2 jam setiap malam, semua orang akan bermimpi. Bahkan beberapa mimpi sangat mudah untuk dipahami, seperti mengenai teman lama atau pergi ke tempat tropis di belahan dunia.

Namun, tidak semua mimpi mudah dimengerti, dan bahkan arti mimpi akan lebih menarik ketika orang dengan latar belakang kultur yang berbeda memiliki mimpi serupa.

"Mimpi adalah bahasa universal, yang sering menciptakan gambar rumit dari konsep emosional," jelas Suzanne Bergmann, pekerja sosial berlisensi dan pekerja mimpi profesional selama lebih dari 16 tahun.

Bergmann, yang merupakan bagian dari tim berpengalaman Reflektor Mimpi di DreamsCloud yang memberikan umpan balik dan wawasan tentang mimpi, telah mengidentifikasi 14 gambar umum yang ditemukan dalam mimpi yang di-posting ke database mimpi yang dibuat pengguna DreamsCloud.

Belakangan ini studi baru juga mencoba melakukan penelitian. Alhasil para peneliti mengungkapkan bahwa mimpi adalah hasil dari proses yang berkaitan dengan beberapa pengalaman hidup dan ramalan peristiwa di masa depan.

Penemuan ini menunjukkan bahwa 53,5% mimpi adalah memori pada otak. Laporan lain membuktikan hampir 50% sumber memori terhubung ke beberapa pengalaman masa lalu.

Studi tersebut juga menemukan 25,7% mimpi berhubungan dengan peristiwa spesifik yang akan datang. Lalu, 37,4% mimpi peristiwa masa depan berkaitan dengan satu atau lebih kenangan bermakna di masa lalu. Melansir dari Sciencedaily.com pada Jumat (25/06/2021). Mimpi yang berorientasi ramalan masa depan lebih sering ditemukan pada malam hari.

Peneliti utama Erin Wamsley, yang memiliki gelar doktor dalam ilmu saraf kognitif sekaligus profesor di Departemen Psikologi serta profesor Program Ilmu Saraf di Furman University di Greenville, Carolina Selatan. Ia berpendapat bahwa manusia telah berjuang untuk memahami arti mimpi selama ribuan tahun.

"Kami mempunyai bukti baru bahwa mimpi mencerminkan fungsi pemrosesan memori. Meskipun telah lama diketahui bahwa mimpi menggabungkan bagian dari pengalaman masa lalu. Data kami menemukan bahwa mimpi juga mengantisipasi kemungkinan kejadian di masa depan," lanjut Erin.


Mimpi Menggabungkan Masa Lalu dan Masa Depan

Ilustrasi mimpi, sarung. (Photo by valuavitaly on Freepik)

Penelitian tersebut melibatkan 48 mahasiswa yang bermalam di laboratorium untuk evaluasi tidur semalaman menggunakan polisomnografi. Pada malam hari, peserta dibangunkan hingga 13 kali untuk melaporkan pengalaman mereka pada selama fase onset tidur, tidur REM, dan tidur non-REM.

Sebanyak 481 laporan dianalisis di keesokan paginya. Peserta mengidentifikasi dan menggambarkan sumber kehidupan terjaga untuk setiap mimpi yang dilaporkan pada malam sebelumnya.

"Ini adalah deskripsi baru tentang bagaimana mimpi menarik secara bersamaan dari berbagai sumber kehidupan nyata, memanfaatkan fragmen pengalaman masa lalu untuk membangun skenario baru yang mengantisipasi peristiwa masa depan," ujar Erin.

Sebanyak 481 laporan dianalisis di keesokan paginya. Peserta mengidentifikasi dan menggambarkan sumber kehidupan terjaga untuk setiap mimpi yang dilaporkan pada malam sebelumnya.

"Ini adalah deskripsi baru tentang bagaimana mimpi menarik secara bersamaan dari berbagai sumber kehidupan nyata, memanfaatkan fragmen pengalaman masa lalu untuk membangun skenario baru yang mengantisipasi peristiwa masa depan," ujar Erin.

Menurut Erin, peningkatan penafsiran mimpi berorientasi masa depan di malam hari mungkin didorong oleh kedekatan temporal dengan peristiwa yang akan datang.

Sementara mimpi-mimpi ini jarang menggambarkan peristiwa masa depan secara realistis, aktivasi dan rekombinasi fragmen memori yang relevan di masa depan yang tetap dapat melayani fungsi adaptif.

Penelitian baru ini dipublikasikan melalui e-jurnal Sleep dan akan dipresentasikan sebagai poster mulai 9 Juni selama Virtual SLEEP 2021. SLEEP adalah agenda tahunan Associated Professional Sleep Societies, sebuah perusahaan joint venture dari American Academy of Sleep Kedokteran dan Masyarakat Riset Tidur.

 

Reporter: Bunga Ruth

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya