Liputan6.com, Jakarta Ekonom Senior Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, menilai desakan melakukan lockdown sudah tidak relevan dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Kebijakan tersebut justru dianggap akan membuat dunia usaha semakin terpuruk
"Kondisi dunia usaha kita sudah sangat sulit. Mereka akan sulit bertahan apabila pemerintah melakukan lockdown ketat," kata Piter kepada Liputan6.com, Sabtu (26/6/2021).
Advertisement
Piter mengatakan, strategi menghadapi pandemi di banyak negara saat ini sudah cenderung berubah. Tidak lagi dengan lockdown ketat, tapi lebih mengutamakan percepatan vaksinasi dan pengetatan protokol kesehatan (prokes).
Jika terjadi lonjakan kasus, ia menambahkan, suatu negara saat ini lebih condong melakukan pembatasan mobilitas, yang di Indonesia dikenal dengan nama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.
"Saya melihat di banyak negara kampanyenya sekarang ini adalah bagaimana hidup bersama pandemi. Pandemi diyakini akan lebih lama, virus Covid-19 tidak akan pernah hilang. Ke depan akan terus terjadi naik-turun kasus Covid-19," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Contoh Negara Lain
Mengantisipasi hal tersebut, Piter menyebut banyak negara sudah mengajak masyarakatnya untuk berdamai dengan virus Covid-19 dan memulai kenormalan baru, bukan dengan lockdown.
"Di Inggris misalnya, jumlah kasusnya masih relatif tinggi, tapi mereka sudah memperbolehkan lagi masyarakat nonton bola. Di Amerika juga demikian. Yang diutamakan oleh mereka meningkatkan vaksinasi agar terbentuk herd immunity," imbuhnya.
Kendati begitu, Piter mewanti-wanti agar pemerintah juga turut memperketat protokol kesehatan agar perekonomian nasional bisa segera pulih.
"Percepatan vaksinasi memang tidak cukup. Pemerintah harus terus konsisten meningkatkan kedisiplinan masyarakat melaksanakan prokes. Itu yang utama," tegas Piter.
Advertisement