Liputan6.com, Jakarta Istri dari Presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid Dr. Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid, M.Hum menyampaikan bahwa penyandang disabilitas dapat berdaya dengan sangat hebat.
“Orang berdaya adalah orang yang mampu menata diri. Banyak contoh orang tidak disabilitas tapi tidak berdaya, sebaliknya banyak penyandang disabilitas justru menjadi sosok perkasa memiliki daya yang hebat sehingga tidak hanya berguna bagi dirinya sendiri tapi menjadi tumpuan hidup orang lain,” ujar Sinta dalam seminar daring Konekin ditulis Sabtu (26/6/2021).
Advertisement
Ia menambahkan, bukti berdayanya penyandang disabilitas dapat dilihat dari sumbangan karya-karya penting yang berguna bagi kehidupan manusia hingga saat ini.
“Salah satu tokoh yang jadi contoh adalah Stephen Hawking seorang difabel penemu teori big bang dan ahli fisika kuantum yang karyanya bermanfaat hingga saat ini.”
Simak Video Berikut Ini
Tokoh Lainnya
Tokoh penyandang disabilitas lain yang disebutkan oleh Sinta adalah Beethoven, seorang musisi Tuli dengan karya musik legendaris dan dikagumi oleh seluruh dunia.
“Stevie Wonder, seorang musisi dan vokalis tunanetra yang memperoleh 22 Grammy Award berkat kepiawaiannya mencipta lagu dan menjadi produser musik.”
Penyandang disabilitas yang sukse tak hanya datang dari mancanegara tapi juga dari Indonesia. Contohnya Habibie Afsyah yang sukses menjadi pengelola bisnis daring dengan pendapatan hingga puluhan juta rupiah.
Ada pula Fanny Evrita, penyandang disabilitas daksa yang menjadi tokoh di balik Thisable Beauty Care.
“Melalui perusahaan ini, Fanny berhasil mengangkat teman-teman disabilitas menjadi pekerja.”
Advertisement
Tantangan Disabilitas
Tak dapat dimungkiri, banyak tantangan yang dihadapi para penyandang disabilitas karena keterbatasannya, lanjut Sinta. Selain keterbatasan fisik, tantangan bagi penyandang disabilitas adalah situasi sosial.
“Terutama persepsi dan cara pandang masyarakat terhadap mereka. Masih banyak di antara masyarakat yang memandang penyandang disabilitas dengan sebelah mata hanya berdasar rasa kasihan, bahkan yang lebih parah dianggap sebagai manusia kelas dua.”
Akibatnya, kebutuhan penyandang disabilitas sering diabaikan terutama dalam penyediaan fasilitas umum, aksesibilitas, lapangan kerja, bahkan akses pendidikan.
“Oleh karena itu pada tahun 2000 saya mengusung gerakan GAUN 2000 atau gerakan aksesibilitas umum nasional.”
Dengan gerakan ini, Sinta berhasil membuat tempat parkir, toilet, loket, telepon, dan fasilitas lain yang akses untuk penyandang disabilitas.
“Namun, karena pandangan masyarakat masih seperti itu, maka ketika bapak lengser, semua itu hilang,” tutupnya.
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Advertisement