Liputan6.com, Jakarta - Fitch Solutions menyebutkan kontribusi apotek dan toko obat mendominasi untuk distribusi obat di Indonesia. Kontribusi apotek dan toko obat mencapai 80 persen dari total distribusi obat di Indonesia.
Dalam laporan Fitch Solutions bertajuk Indonesia Pharmaceutial & Healthcare Report Include 10-year forecasts to 2030, dari 80 persen kontribusi apotek dan toko obat tersebut antara lain 50 persen didistribusikan oleh apotek dan 30 persen oleh toko obat. Sedangkan sisanya 20 persen disalurkan oleh rumah sakit, klinik dan dokter.
Advertisement
Fitch Solutions juga melihat banyak pemain asing dan lokal yang meresmikan rantai perdagangan ritel seperti Apotek K-24, Century Healthcare, Guardian dan Kimia Farma.
Apotek tersebut memiliki lisensi untuk menjual resep dan obat OTC, sedangkan toko obat hanya diperbolehkan menjual produk OTC. Mayoritas apotek juga berbasis di Jawa yang mewakili 61,4 persen dari total mayoritas apotek.
Sedangkan mayoritas toko obat berbasis di Sumatera dan Jawa dengan jumlah mencapai 3.091 dan 2.761, yang masing-masing mewakili 36,3 persen dan 32,7 persen dari total toko obat. Selain itu, waralaba apotek juga berkembang pesat di Indonesia. Awalnya dimulai oleh Apotek K-24 yang kini mulai menjual waralaba.
"Ini akan mengarah pada distribusi obat-obatan dengan kualitas lebih baik di seluruh negeri, meski pun tidak semua apoteker memiliki sertifikat kompetensi,” tulis Fitch Solutions.
Selain Apotek K-24, jaringan apotek terkemuka termasuk Century Healthcare yang memiliki lebih dari 210 apotek di seluruh Indonesia (50 di antaranya adalah waralaba) yang bergerak di bidang obat bebas dan obat resep. Jaringan itu juga menawarkan layanan ahli konsultasi untuk pelanggannya, dan layanan perawatan di rumah.
Sementara itu, Apotek Kimia Farma, anak perusahaan Kimia Farma menjual produk resep dan OTC serta menawarkan layaanan seperti optik dan obat-obatan.
Perusahaan ini memiliki lebih dari 1.100 gerai di Indonesia, hanya kurang dari 20 persen yang buka 24 jam sehari. Pada 2011, Apotek Kimia Farma mengumumkan kerja sama dengan importir obat Malaysia Averroes Pharmaceutical untuk memperluas apotek beroperasi di Malaysia dengan mengembangkan apotek ritel.
Selain itu, Watsons, salah satu jaringan kesehatan dan kecantikan terkemuka di Asia juga merambah Indonesia. Pada 2006, Watsons membuka toko pertama di Jakarta. Produknya mulai dari obat-obatan, kosmetik dan perlengkapan mandi hingga fashion hingga mainan.
Watson mengoperasikan lebih dari 130 apotek di seluruh Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah dengan gerai yang menawarkan pemeriksaan kesehatan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Distribusi Produk Farmasi
Selain ritel farmasi yang berkembang dan kompetitif di Indonesia,demikian juga dengan distribusi produk farmasi. Sejumlah distributor terkemuka termasuk Anugerah Pharmindo Lestari (APL) yang mayoritas dimiliki oleh Zuellig Pharma Asia Pasifik, ada juga Enseval yang bagian dari grup Kalbe, dan Lautan Luas yang operasikan kegiatan distribusi regional di China, Thailand dan Vietnam dari kantor pusat di Singapura.
Distributor terkemuka lainnya termasuk Millenium Pharmacon International (MPI) yang 55 persen sahamnya baru-baru ini diakuisisi oleh perusahaan kesehatan Malaysia Pharmaniaga, dan ada Parit Padang milik grup Soho.
Parit padang mendistribusikan obat-obatan untuk Soho, Ethica, Pfizer, AstraZenecca, Nestle, B Braun, Bausch and Lomb, Kimberly-Clark, Otsuka dan Merisant.
APL menangani obat resep serta OTC dan berbagai produk terkait perawatan kesehatan. Semua 28 cabangnya terhubung melalui jaringan area luas khusus yang mempekerjakan sebagian besar dari 2.500 staf. Dari empat pusat distribusi, APL mendistribusikan obat-obatan untuk perusahaan lokal dan multinasional termasuk perusahaan seperti Pfizer, GlaxoSmithKline, Novartis, dan Johnson&Johnson.
Adapun kehadiran Zuellig Pharma di Indonesia terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Menyusul perubahan undang-undang pada 1998 yang mengizinkan 100 persen kepemilikan asing atas perusahaan distribusi di Indonesia, PT Zuellig Pharma didirikan dan mulai beroperasi pada Oktober 2000.
Sejak itu, telah akuisisi Transfarma Medica Indah dan Wigo Distribusi Farmasi (Wigo). Pada 2005, perusahaan membentuk kemitraan strategis dengan APL untuk menggabungkan peran utama APL dalam industri distribusi farmasi dan kesehatan di Indonesia dengan posisi terdepan Zuellig Pharma di pasar perawatan kesehatan Asia Pasifik memperkuat perusahaan dan mendorong layanan ke depan untuk principal dan pelanggan. Pada 2006, APL dan Wigo diintegrasikan ke dalam satu organisasi dengan APL sebagai platform untuk operasi bisnis.
Selain Zuellig Pharma, PT Anugerah Argon Medica adalah distributor utama obat-obatan lainnya di dalam negeri baik perusahaan medis seperti klinik, rumah sakit dan saluran ritel. Pertama kali didirikan 1980, perusahaan telah berkembang distribusi dan sistem TI yang terintegrasi.
Ini mendukung 33 gudang ritel, lima kantor penjualan, empat kantor perwakilan, dan dua pusat distribusi di Indonesia. Hal ini pada gilirannya mendukung 40 jaringan di seluruh negeri termasuk 21 di Jawa.
Advertisement