Liputan6.com, Zhejiang - Zhang Hexian yang berusia 98 tahun tinggal di desa Zhangkeng, yang terletak di provinsi timur Zhejiang, China.
Apa yang membedakan Zhang dari nenek-nenek pada umumnya adalah kemampuan bawaannya untuk bisa menghajar Anda dengan kung fu-nya secara harafiah, demikian seperti dikutip dari Mashable, Sabtu (26/6/2021).
Advertisement
Hidup Zhang telah berputar di sekitar kung fu.
Ketika dia baru berusia lima tahun, ayahnya memperkenalkannya pada seni bela diri kung fu, yang terus dia praktikkan sepanjang hidupnya.
Bahkan, bahkan desa tempat tinggalnya dikenal sebagai "desa kung fu", semata-mata karena fakta bahwa sebagian besar penduduk mempraktikkannya juga. Dia bahkan bertemu almarhum suaminya melalui kung fu, setelah menjadi siswa olahraga bersama sebagai anak-anak.
Kehebatan kung fu Zhang baru-baru ini mendapat cap persetujuan besar ketika juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa sang nenek merupakan wujud dari semangat kung fu.
"Zhang adalah representasi sempurna tentang bagaimana semangatkung fu tidak pernah menjadi tua," kata Lijian dalam cuitan di akun Twitter resmi-nya.
Kung Fu Aliran Xiao Hong Quan
Jenis kung fu yang dipraktikkan Zhang Hexian disebut Xiao Hong Quan, yang merupakan salah satu bentuk tinju Shaolin yang paling populer. Desanya adalah rumah bagi sekolah yang mengajarkannya, dan sudah ada setidaknya selama 500 tahun.
Dia bahkan ditunjuk sebagai kepala wasit di kompetisi seni bela diri yang berlangsung di desanya pada awal Juni 2021. Di sana, dia memamerkan keterampilannya, termasuk spesialisasinya, yang melibatkan pertempuran tangan ke tangan dan penggunaan tongkat kayu tumpul yang disebut 'cudgel.'
"Saya akan berlatih tinju setiap hari dan melakukan gerakan seperti memotong, mendorong, dan menghunus," katanya kepada CCTV.
"Meskipun saya sudah tua, saya masih memiliki kekuatan."
Laporan mengatakan Zhang pernah menggunakan keterampilannya dengan baik dengan menundukkan seorang pria lokal yang melakukan KDRT terhadap istrinya.
Tapi, seperti seni bela diri lainnya, Zhang mengatakan seseorang seharusnya hanya pernah menggunakannya untuk membela diri. Tidak lebih, tidak kurang.
"Belajar kung fu adalah untuk membela, bukan untuk menggertak orang lain. Kita harus membantu orang lain," katanya.
Terlepas dari kekuatannya, Zhang masih menua, dan dia berharap untuk meneruskan seni bela diri kepada generasi yang lebih baru, sehingga dapat menjaga tradisi tetap hidup, bahkan jauh di luar hidupnya.
Itu sebabnya dia telah memberikan kelas kung fu di halaman rumahnya, gratis kepada siapa pun yang tertarik.
"Saya sudah tua, jadi tugas ini hanya bisa diserahkan kepada generasi berikutnya."
Menurut outlet media China ECNS, Zhang juga pandai menyulam, kebidanan, dan memasak. Keren bukan?
Advertisement