Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penambahan sekitar 5.177 investor pada semester I 2021 di Sulawesi Tengah. Hal itu didorong inovasi dan edukasi yang dilakukan BEI terhadap masyarakat melalui platform digital.
Hingga semester I 2021, jumlah investor saham di Sulawesi Tengah sentuh 8.735 investor. Jumlah itu naik 145 persen dibandingkan periode sama 2020 sebesar 3.558 investor.
"Angka ini sangat positif, meski pun baru separuh tahun 2021. Ini mengindikasikan bahwa minat orang berinvestasi pasar saham sangat tinggi di Sulteng,” ujar Kepala Perwakilan BEI Sulteng Dendi Faisal Amin dilansir dari Antara, ditulis Sabtu (26/6/2021).
Baca Juga
Advertisement
Berbagai kemudahan diberikan seperti simplifikasi pembukaan rekening saham yang tidak memerlukan tatap muka sehingga tidak butuh waktu lama untuk menjadi investor. Hal itu membuat masyarakat tertarik untuk investasi di pasar saham.
“Dari catatan BEI, semakin banyaknya selebgram maupun influencer yang menjadi investor di kalangan milenial turut berperan dalam peningkatan investasi saham di Indonesia termasuk di Sulawesi Tengah,” kata dia.
Ia menuturkan, hal tersebut tercermin dari porsi investor di kalangan milenial, yaitu sebesar 65 persen dari jumlah keseluruhan investor di Sulteng.
“Setengah dari jumlah investor di bursa efek adalah milenial usia 18-25 tahun, yang sebelumnya pada 2019 presentasi investor milenial sekitar 33 persen. Dua tahun terakhir keterlibatan anak muda di bursa saham semakin menunjukkan tren positif,” kata Dendi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Makin Banyak Investor dari Kalangan Milenial
Semakin banyak investor di pasar modal berasal dari kalangan milenial, diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal instrumen investasi saham, obligasi, reksa dana yang notabene ada di dalam pasar modal tanah air.
Tidak hanya meningkat secara kuantitas, tetapi dari sisi pengetahuan dan pemahaman terhadap produk investasi pun diharapkan dapat meningkat pula, agar masyarakat terhindar dari investasi bodong.
"Masyarakat atau calon investor harus jeli melihat situasi dengan iming-iming mendapat keuntungan banyak, jangan sampai salah mengambil melangkah yang justru dapat merugikan diri sendiri," ujar Dendi.
Advertisement