Cerita Akhir Pekan: Konsep dan Tren Smart Home di Indonesia

Dengan teknologi smart home atau rumah pintar, kita bisa mengontrol berbagai peralatan elektronik di rumah dalam satu sistem.

oleh Henry diperbarui 27 Jun 2021, 08:30 WIB
Ilustrasi rumah. (dok kul2r/pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Anda mungkin sering mendengar istilah smart home atau rumah pintar. Teknologi sistem rumah pintar ini dinilai sebagai pembawa angin segar dengan berbagai kecanggihan baru yang sebelumnya tidak pernah ada di dalam sebuah hunian. Smart home system merupakan sistem pengelolaan rumah yang diintegrasikan dengan teknologi tingkat tinggi.

Dengan begitu, pemilik rumah lebih mudah mengatur berbagai peralatan rumah dan akan menikmati kenyamanan dan kemudahan yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. Menurut Chandra Pradita, arsitek dari Labworks Architect, smart home pada rumah prinsipnya adalah penerapan teknologi pada rumah, mulai dari climate control, security, sampai ke efisiensi penggunaan energi.

"Perkembangannya sampai sudah cukup bagus terutama karena dibarengi dengan teknologi smartphone dan jaringan internet yang makin berkualitas. Jadi kita bisa kontrol semua sistem pada rumah, mulai dari CCTV, lampu, AC, pemakaiam listrik sampai buka tutup gorden, semua bisa lewat gadget kita," terang Chandra lewat pesan pada Liputan6.com, Sabtu, 26 Juni 2021.

"Cuma mungkin di Indonesia sistem rumah pintar dianggap masih terbilang mahal jadi belum begitu banyak yang menggunakan. Tapi saya dengar ada beberapa developer yang menjadikan smart home ini sebagai daya tarik dalam penjualan properti mereka," lanjutnya.

Hal itu diakui oleh Bobby Arifianto, seorang developer dan konsultan properti. Menurut Bobby, teknologi smart home di Indonesia mulai berkembang sejak empat sampai lima tahun lalu dan awalnya banyak digunakan di sejumlah perumahan terutama untuk membuka pagar rumah secara otomatis.

Belakangan ini sistem rumah pintar makin diminati dan fitur-fitur keunggulannya semakin banyak, apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

"Dengan memakai internet, kita bisa mengendalikan CCTV dan paket datanya bisa dipakai nntuk browsing internet, ini makin banyak dipakai karena sekarang banyak yang sekolah dan bekerja dari rumah. Secara penjualan memang relative meningkat belakangan ini," ungkap Bobby pada Liputan6.com, Jumat, 25 Juni 2021.

"Kekurangannya pasti ada, terutama karena butuh kuota internet yang lebih banyak, terus kadang ada gangguan sinyal, tapi kalau masalah sinyal di kawasan Jabodetabek relatif kecil. Sejauh ini pemakaian CCTV paling banyak diminati untuk konsep smart home," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut:


Perkembangan Smart Phone

Ilustrasi smart home. (Doc: Digital Trends)

Bobby mengakui konsep rumah pintar memang butuh banyak biaya dan lebih banyak digunakan di kelas atas. Meski begitu beberapa perumahan sudah mulai menawarkan paket smart home pada calon penghuni. Mereka biasanya bekerja sama dengan jasa penyedia internet maupun operator telekomunikasi untuk membuat paket smart home untuk membuat bundling sistem smart home dalam jangka waktu minimal setahun.

"Sistem pengaturan untuk CCTV, alarm dan keamanan rumah sekarang ini banyak diminati. Perkembangannya luar biasa dan sepertinya mulai diminai kelas menengah karena beberapa peralatannya bisa dibeli di martketplace jadi bisa lebih terjangkau. Jadi perkembangannya cukup bagus ke depannya," terang Bobby lagi.

Pendapat hampir senada dikemukakan Daris Suryansyah, seorang arsitek yang sudah lama mengikuti perkembangan konsep rumah pintar. Ia bahkan meyakini sistem ini sudah semakin diminati kalangan menengah dan bakal semakin berkembang. Penyebab utamanya adalah perkembangan teknologi smart phone atau telepon pintar yang semakin maju dan harganya semakin terjangkau.

"Sekarang ini pengendalian sistem rumah ;pintar lebih banyak menggunakan telepon pintar, baik dengan android atau iPhone. Jadi semua aplikasi untuk mengendalikan sistem rumah pintar bisa lewat ponsel. Bisa dengan ponsel atau smart phone apa saja, mulai dari yang harganya terjangkau sampai yang termahal," jelas Daris pada Liputan6.com, Sabtu, 26 Juni 2021.

"Konsep smart home sekarang ini adalah, semua peralatan elektronik di rumah bisa diatur dan dikendalikan dengan satu perangkat saja yaitu smart phone, bahkan tanpa memakai internet dan tidak terhalang jarak, tidak pakai internet, yang penting tidak sedang mati listrik. Jadi saat kita di kantor atau dalam perjalanan mau liburan tapi lupa mematikan lampu rumah atau AC di kamar, bisa kita lakukan di mana saja," sambungnya.


Semakin Terjangkau

Smart Home untuk Keperluan Perlengkapan Rumah Masa Kini. foto: istimewa

Yang membuat konsep smart home makin diminati, menurut Daris, adalah peralatannya yang harganya semakin terjangkau bahkan bisa diperoleh secara online dan bisa kita pasang sendiri di rumah. Ia mencontohkan brand dari China, Xiao Mi yang dikenal lewat produk ponselnya, tapi ternyata juga memproduksi beragam macam peralatan untuk sistem rumah pintar, seperti untuk menghidupkan atau mematikan televisi, AC, lampu, bahkan punya semacam alat yang bisa menyapu ruangan.

"Merek ini kan sudah cukup dikenal dan harganya lumayan terjangkau, dan mereka ternyata punya banyak peralatan untuk smart home dengan harga yang juga terjangkau dan bisa dikendalikan dengan ponsel merek lain. Jadi antara peralatan yang dipakai dengan ponsel yang kita pakai tak perlu satu mereka, makanya konsep ini semakin diminati," ungkapnya.

Salah satu peralatan smar home yang makin diminati adalah kamera CCTV yang kini harganya semakin dijangkau. Di beberapa laman belanja online, harganya bahkan harganya sekitar Rp300 ribu. Kesan bahwa hanya rumah mewah saja yang menggunakan kamera pengawas sepertinya sudah tidak berlaku lagi, karena sekarang semua rumah bisa saja menggunakan CCTV.

Teknologinya bahkan semakin maju karena bisa dikendaikan dan dilihat dari jarak jauh dan kameranya bisa diputar secara memutar sehingga seluruh tempat atau ruangan bisa dipantau.

"Teknologinya memang semakin maju. Kita bisa mengatur terangnya lampu dengan teknologi LED atau memberi perintah lewat suara atau voice command untuk mengendalikan smart home ini, tapi saat ini setahu saya baru bisa dengan mengguanakan bahasa Inggris. Bahkan di beberapa hotel ada yang memakai suara tepukan tangan untuk mengatur lampu dan menutup jendela di kamar mandi," ujar Daris.


Hemat Energi

Ilustrasi CCTV | unsplash.com

Konsep smart home tak hanya bisa diterapkan dengan peralatan yang punya teknologi terbaru, peralatan elektronik yang lama seperti lampu tak harus memakai model LED. Menurut Daris, semua itu bisa digantikan dengan power atau saklar yang baru yang kemudian akan terhubung dengan ponsel pintar.

"Sudah banyak rumah yang bisa meneraplan konsep smart home, karena bisa memasangnya sendri. Saya juga mulai menerapkan konsep ini di rumah untuk mengatur lampu. Kalau untuk rumah-rumah yang besar dan mewah biasanya menggumakan vendor atau konsultan untuk menerapkan konsep ini," terangnya lagi.

Daris pun meyakini konsep rumah pintar akan semakin berkembamg karena berbagai kemudahan tadi, sehingga akan lebih terjangkau terutama untuk kalangan menengah.

"Perkembangan smart home ini seiring dengan perkembangan smart phone di sekitar tahun 2012. Kalau dibilang mahal mungkin relatif tapi sekarang sudah lebih terjangkau dan penggunaan konsep ini bisa untuk menghemat energi. Bukan tidak mungkin nanti kita bisa membeli lampu LED di warung atau toko di dekat rumah kita," pungkasnya.


Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya