Strategi Metrodata Electronics Hadapi Kelangkaan Chip Global

Kelangkaan chip juga dinilai berdampak terhadap pendapatan PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) pada 2020.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Jun 2021, 10:45 WIB
Ilustrasi prosesor, chip, chipset Intel. Kredit: Bruno/Germany via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) menyatakan kelangkaan chip secara global sejak 2020 berdampak terhadap kinerja. Meski demikian, perseroan optimistis kinerja masih positif meski dibayangi kelangkaan chip.

Direktur PT Metrodata Electronics Tbk Sjafril Effendi menuturkan, kelangkaan chip sudah terjadi sejak Juni 2021. Ia menuturkan, princial HP, Lenovo, Dell dan Intel tidak prediksi pertumbuhan consumer notebook seiring ada work from home (WFH) sehingga membuat produksi terhambat. Kelangkaan chip tersebut juga dinilai berdampak terhadap pendapatan perseroan pada 2020.

Perseroan mencatat pendapatan bersih turun sekitar 6,95 peren menjadi Rp 14,02 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,06 triliun. Sedangkan laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 2,2 persen menjadi Rp 364,93 miliar pada 2020. Kondisi kelangkaan chip tersebut, menurut Sjafril berlangsung hingga kini.

"Kelangkaan chip sudah terjadi Juni tahun lalu. Ada dampaknya tahun lalu, (pendapatan-red) turun 7 persen bukan market tidak ada. Profit kita bagus di notebook," kata dia dalam diskusi virtual The First Indonesia Investor Summit 2021 bertajuk "The Rise of Indonesia Stock Market, ditulis Minggu (27/6/2021).

Meski demikian, Sjafril menuturkan, kondisi pada 2021 lebih bagus seiring Intel mengelola ketersediaan chip lebih bagus pada akhir tahun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Strategi 2021

Selain itu, untuk 2021, perseroan akan fokus menggenjot bisnis distribution dan solution&consulting business. Untuk menggenjot pendapatan memang dapat disumbangkan lebih besar dari bisnis distribusi.

Namun, sisi lain kontribusi laba bersih dari solution juga besar. Hal ini mengingat kondisi pandemi COVID-19 yang terjadi mendorong perusahaan cepat untuk adaptasi digitalisasi. Ditambah perkembangan teknologi 5G yang masuk ke Indonesia.

"Mau drive revenue dari distribusi, laba bersih dari solution. Kontribusi laba 51 persen pada 2020. Kami fokus keduanya, di solution ada digital transformation perusahaan telekomunikasi, bank, sektor publik, FCMG, oil and gas. Kami diuntungkan dari pandemi COVID-19 karena percepatan digitalisasi sehingga kompetisi berubah makin cepat," kata dia.

Sedangkan dari sisi distribusi, perseroan akan menambah produk yang sedang tren. Hal ini terutama dari produk berkaitan dengan milenial.

"Di samping IT, kami punya produk masukkan HP, ada HP merek dari China dengan harga Rp 1,5 juta. Selain itu, kami juga memudahkan reseller dengan membangun digital platform jualan online atau e-commerce yang kita akan fokus kepada mereka," kata dia.

Selain itu, PT Metrodata Electronics Tbj juga meningkatkan pertumbuhan dari unorganik. Perseroan juga melihat dari investasi data center dan startup atau perusahaan rintisan.

"Unorganik pemegang saham berikan petunjuk dan direksi, lagi tren di data center, investasi ke startup, bangun aplikasi dan jualan dari brand kami," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya