Liputan6.com, Jakarta - Cara yang paling sering digunakan agar bisa bangun tidur tepat waktu dengan menyetel alarm yang suaranya nyaring dari ponsel. Seringkali juga memilih menekan tombol snooze dan tidur lagi alih-alih langsung beranjak dari kasur dan siap-siap.
Tahukah Anda membiarkan diri terkaget-kaget berulang karena suara alarm bisa berdampak untuk kesehatan Anda. Cara bangun tidur yang membuat tekanan bertahun-tahun bisa berkontribusi pada penyumbatan pembuluh darah.
Advertisement
“Pada gilirannya dapat meningkatkan tekanan darah, yang bisa meningkatkan risiko masalah jantung,” kata seorang dokter yang juga penulis kesehatan, Dr Stuart Farrimond, dalam bukunya The Science of Living.
Farrimond menjelaskan bagaimana cara kerja alarm yang bisa memicu respons ketakutan tubuh seseorang. Singkatnya alarm ini memberi teror yang memicu respons bertahan hidup naluriah di area otak yang disebut amigdala.
“Detak jantung Anda melonjak saat kortisol dan hormon fight or flight adrenalin mengalir ke seluruh tubuh untuk berjaga-jaga jika Anda perlu berlari dalam hidup Anda,” ujar Farrimond.
Simak Video Berikut Ini
Dampak Buruknya
Ketika pikiran sadar (conscious mind) Anda menyadari hal ini, lanjut Farrimond, lonjakan adrenalin memudar dan Anda mungkin tertidur lagi.
Dengan menekan tombol snooze, Anda akan menyakiti tubuh. Menurut Farrimond, Ketika alarm mengejutkan, Anda menderita siksaan biologis yang sama lagi.
“Lonjakan adrenalin yang dipicu rasa takut yang berulang mungkin memaksa Anda untuk bangun dari tempat tidur, tetapi seiring waktu dapat membuat suasana hati Anda menurun dan memengaruhi kesehatan fisik Anda,” katanya.
Ketimbang Anda terus-menerus kaget dengan suara alarm, Farrimond menyarankan untuk menunda ekstra setidaknya 45 menit. Tambahan 10–15 menit tidak cukup lama bagi Anda untuk dapat tidur kembali supaya segar.
Atau Anda bisa melakukan langkah ini supaya terbangung tanpa terkaget berkali-kali. Yakni, biarkan tirai terbuka
Cara ini agar cahaya matahari masuk ke dalam kamar tidur sedini mungkin. Farrimond bilang, sensor di bagian belakang mata mendeteksi fajar melalui kelopak mata sehingga mengatur jam tubuh di pagi hari.
Advertisement