Perolehan Dana IPO Global Sentuh Rekor pada Semester I 2021

Nilai perolehan dana dari IPO global hampir USD 350 miliar atau sekitar Rp 5.058 triliun, tertinggi sepanjang masa pada semester I 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Jun 2021, 19:39 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Liputan6.com, New York - Perusahaan berlomba untuk menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) hingga mencapai rekor. Nilai perolehan dana IPO hampir USD 350 miliar atau sekitar Rp 5.058 triliun (asumsi kurs Rp 14.452 per dolar AS), tertinggi sepanjang masa.

Dana IPO itu diperoleh dalam enam bulan terakhir pada 2021, berdasarkan data Bloomberg. Perolehan dana tersebut melampaui puncak sebelumnya sebesar USD 282 miliar pada semester II 2020. Dengan IPO tersebut berdampak terhadap kekayaan pengusaha dan bankir investasi.

Dampak dari pandemi COVID-19 yang mendorong masyarakat untuk melakukan aktivitas di rumah sehingga memicu adaptasi teknologi lebih cepat.

Hal itu pun menarik minat investor berkaitan dengan digital. Di sisi lain perusahaan akuisisi tujuan khusus atau special-purpose acquisition companies (SPAC) membanjir pasar saham. Pada 2021, harga saham melonjak dan tren meluas hingga mencakup perusahaan energi terbarukan dan ritel pinline.

Perusahaan susu gandun Swedia Oatly hingga produsen sepatu Dr Martens Plc menjual saham pada 2021. Namun, sektor saham teknologi menyumbang sebagian besar dari kesepakatan tersebut.

Didi Global Inc akan menempati peringkat di antara IPO Amerika Serikat (AS) terbesar dalam satu dekade terakhir jika perusahaan raksasa ride-hailing China itu menjalankan rencana menjual saham sebanyak USD 4 miliar atau sekitar Rp 57,81 triliun.

"Pasar dari New York hingga Hong Kong “terbakar” pada paruh pertama 2021, dan bahkan meninggalkan era booming dotcom akhir 90-an,” ujar Head of the Financing Group Goldman Sachs Group Asia kecuali Jepang, Aaron Arth, dilansir dari yahoo finance, Minggu (27/6/2021).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Ledakan IPO

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Ledakan IPO tersebut didorong aliran uang tunai yang telah dipompa oleh bank sentral ke dalam perekonomian dan munculnya investor ritel baru yang ingin membeli bagian dari perusahaan favorit mereka.

Ini memberikan rezeki nomplok bagi bank investasi di seluruh dunia yang menuai hasil dari biaya penjaminan dan penasihat. Citigroup Inc dan Goldman Sachs Group Inc memimpin perolehan dari IPO sepanjang 2021.

Dengan begitu banyak perusahaan bergegas ke pasar, industri mulai terlihat jenuh. Investor mengatakan, mereka mampu untuk pilih-pilih dan semakin enggan membayar valuasi curam yang diminta oleh perusahaan tumbuh cepat yang mengisi pasar IPO.Akibatnya sejumlah saham papan atas tersandung dalam debut perdagangan pada 2021 dan beberapa perusahaan menjadi khawatir.

Perusahaan rintisan atau startup pengiriman makanan Deliveroo Plc Anjlok 26 persen pada hari pertama perdagangannya di London. Sementara itu, Oscar Health Inc, perusahaan rintisan asuransi yang didirikan oleh Josh Kushner  merosot 40 persen sejak bergabung dengan pasar New York.

Perusahaan Rusia Nord Gold Plc menarik IPO karena ketidakpasian pasar dan harga emas yang bergejolakk. Sementara Genworth Financial Inc menunda IPO di AS untuk unit asuransi hipotek Enact Holdings Inc. Pada Jumat Geely Automobile Holdings Ltd yang diperdagangkan di Hong Kong menarik aplikasinya untuk mencatatkan saham di Shanghai.

"Ada tingkat kelelahan tertentu di antara investor dan peningkatna seleksi. Bagaimana pun ini adalah rekor sehingga mereka dapat memilih di antara banyak transaksi yang akan datang," ujar Saadi Soudavar, co-head of Equity Capital Markets for Europe, the Middle East and Africa Deutsche Bank AG.


Ada Ketidakpastian

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Selera investor untuk satu jenis pencatatan juga sudah memudar. SPAC menyumbang hampir setengah dari hasil yang diperoleh di pasar IPO pada kuartal I 2021, tetapi pangsa mereka menyusut menjadi sekitar 13 persen pada kuartal ini.

Indeks yang melacak daftar SPAC turun 23 persen dari tertinggi pada Februari. Kinerja yang buruk bersama dengan pengawasan peraturan yang lebih ketat telah menjadi pukulan bagi sentiment pasar. Pejabat AS telah memperingatkan investor individu terhadap cangkang uang yang didukung selebritas dan praktik akuntansi.

Namun, selama pasar saham melonjak, aliran IPO tidak akan mengering, dan total pendapatan 2021 berada di jalur yang tepat untuk melampaui rekor USD 420,1 miliar yang ditetapkan pada 2007. Ledakan IPO akan berlanjut selama enam tahun berikutnya, hal itu disampaikan European head of Equity Capital Markets Jefferies Financial Group Inc, Rob Leach.

Aplikasi perdagangan Robinhood Markets Inc sedang proses IPO di AS. Sementara perusahaan penyimpanan cloud OVHCloud berencana mencatatkan saham di Prancis, dan Volvo Cars sedang mempertimbangkan IPO di Swedia.

"Ada tingkat ketidakpastian tentang berapa lama pesta akan terus berlangsung, tetapi kami memperkirakan akan melihat kuartal ketiga yang sangat sibuk,” ujar Soudavar dari Deutsche Bank.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya