Mom, Jangan Sepelekan Nyeri di Bawah Perut Ya...

Kaum perempuan tak boleh menyepelekan nyeri di bawah perut. Bisa saja itu merupakan awal terjadinya [kista

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jun 2021, 06:00 WIB
dr Yosiana Wijaya, SpOG, dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara. (Dok. Nugroho Purbo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara, dr Yosiana Wijaya SpOG, menyarankan agar kaum perempuan tak menyepelekan nyeri di bawah perut. Bisa saja itu merupakan awal terjadinya kista.

"Gejala awalnya biasanya benjolan dan nyeri di perut bagian bawah, bisa diraba kok cara ceknya. Kalau ada indikasi seperti itu, jangan ragu untuk memeriksakan ke dokter kandungan. Jangan sampai dibiarkan, kalau kista membuat tidak nyaman, nyeri dan lainnya. Sekali lagi, keluhannya biasanya, benjolan, nyeri, dan perut terasa sebah," kata dr Yosiana, dalam keterangannya, Minggu malam (27/6/2021).

Benjolan atau daging kista sebesar apapun, harus diwaspadai. Biasanya kista akan terasa nyeri jika rahim ukurannya sudah 9 sentimeter ke atas. Normalnya ukurannya sekitar tujuh sentimeter.

"Lokasinya ada di atas tulang kemaluan, seharusnya di situ kalau normal tidak ada benjolan apapun. Rahim itu ada di bawah, jika membesar seharusnya bisa dirasakan," kata dokter lulusan Universitas Sam Ratulangi ini.

Kista banyak penyebabnya secara fisiologi. Secara singkat ia menyebut jika kista ada di dinding sel telur, atau kelainan pada dinding sel telur.

Pada penderita kista, umumnya tidak ada keluhan haid, kecuali jenis kista coklat. Untuk kasus kista coklat haidnya nyeri.

Sedangkan jenis kista pada umumnya haid biasa, tidak tambah lama, haidnya tidak panjang, jumlah darahnya juga biasa. Berbeda dengan myom, haidnya tidak teratur, lama, banyak dan bahkan bisa menggumpal.

"Kista paling nyeri, haid atau tidak nyeri. Bahkan nyerinya bisa ke punggung kanan atau kiri tergantung lokasi kistanya," jelas Yosiana.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Pengangkatan Kista 12 Kg, Gratis

dr Yosiana Wijaya, SpOG, dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara. (Dok. Nugroho Purbo)

Diketahui, Tim Obstetri dan Ginekologi RSI Banjarnegara, baru-baru ini berhasil mengangkat kista seberat 12 kilogram dari tubuh Riswati (56) warga Desa Tanjunganom Kecamatan Rakit Banjarnegara. Meski mendapatkan tindakan operasi besar, keluarga tidak mengeluarkan biaya.

Yosiana mengatakan pasien datang dengan perut membesar. Berdasar cerita pasien, sudah belasan tahun lamanya kista membesar di dalam tubuhnya.

"Pasien datang dengan perut yang besar. Pemeriksaan awal kami langsung putuskan untuk melakukan tindakan operasi. Awalnya kami perkirakan diatas 9 kilogram. Kami prihatin, dengan kondisinya belasan tahun menahan nyeri," kata Yosiana.

Menrut dia, dalam proses tindakan, awalnya tim medis menyedot cairan sebanyak tujuh liter. Dan setelah penyedotan cairan tersebut, kista kemudian diangkat sehingga jika ditotal seberat 12 kilogram.

Yosiana berharap kasus semacam ini tidak lagi terjadi di masyarakat. Jangan sampai menunggu lama dan harus menunggu besar, karena rasa nyeri membuat tidak nyaman dalam beraktifitas. Banyak penyebab kista, mulai genetik, hormonal, parasit dan banyak lainnya.

"Kalau kasus kista yang kemarin kita angkat itu kelainan pada dinding sel telur," dia menjelaskan.

 


Penggalangan Dana

Sementara, Direktur RSI Banjarnegara dr Agus Ujianto SpB melalui Kabag Keuangan RSI Elis Susanti membenarkan jika pembiayaan pasien Riswati keluarga tidak dipungut biaya. Pihaknya melakukan penggalangan dana untuk pasien tersebut hasil kerjasama dengan Yayasan Kitabisa.

"Untuk pembiayaan kita galangkan dana melalui Kitabisa.com. Alhamdulillah kita sudah ada kerja sama, sehingga memudahkan keluarga pasien dan rumah sakit. Yang bersangkutan tidak memiliki jaminan kesehatan apapun. Penggalangan dana dilakukan secara transparan," katanya.

Sedangkan Riswati mengaku bersyukur dengan tindakan operasi yang dilakukan di RSI Banjarnegara tersebut. Pihaknya sudah sejak lama mengaku bingung terkait penyakitnya. Terlebih persoalan biaya untuk mengangkat penyakitnya yang bersarang belasan tahun tersebut.

"Sudah dua belasan tahun, selama ini kami ga tau harus bagaimana. Biaya juga bingung. Alhamdulillah ada jalan keluar, terimakasih tim dokter, dan para dermawan yang sudah membantu dengan melakukan donasi, sekali lagi kami mengucapkan terimakasih," katanya, dengan mata berkaca kaca.

Penulis: Nugroho Purbo

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya