Liputan6.com, Jakarta - Ledakan bom terjadi di dalam sebuah gereja Katolik di Kota Beni di timur Kongo yang dilanda konflik pada Minggu 27 Juni. Ledakan yang terjadi pertama kali di gereja Katolik di kota itu terjadi satu jam sebelum ibadah khusus anak-anak dilakukan.
Dua orang terluka dalam insiden tersebut, yang dua-duanya merupakan seorang perempuan, seperti dikutip dari AFP, Senin (28/6/2021).
Advertisement
Kepala polisi di Balai Kota Beni, Narcisse Muteba Kashale mengatakan kepada AFP bahwa ledakan bom itu terjadi pada pukul 6.00 pagi waktu setempat. Bom tersebut juga diduga "disiapkan untuk penyergapan."
Namun, belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas ledakan bom itu.
Pendeta bernama Laurent Sondirya mengatakan kepada AFP, "Mereka menargetkan kerumunan besar karena upacara itu akan mempertemukan anak-anak, orang tua mereka dan umat Katolik lainnya."
Namun ia menambahkan, bahwa ibadah misa tidak akan ditunda setelah insiden tersebut.
Cerita Kesaksian Korban
Saya baru saja memasuki gereja, saya bahkan belum sempat duduk, saya mendengar 'Boom'... Darah mulai mengalir dari mulut saya," ungkap salah satu korban yang terluka, Antoinette Kavira, kepada AFP di rumah sakit tempatnya dirawat.
"Saya kehilangan empat gigi dan terluka di lengan," tambahnya.
Sementara itu, satu korban lainnya masih dalam keadaan syok, setelah mengalami luka di bagian kaki.
Ledakan bom itu juga terdengar di sekitar lingkungan Emmanuel Butsili di Beni, menurut saksi mata.
Para ahli dari misi MONUSCO PBB di Republik Demokratik Kongo telah menuju ke tempat kejadian dan mengamankan perimeter.
Pastor Paroki, Isidore Kambale mengatakan bahwa komisi keamanan telah dikerahkan ke tempat kejadian.
"Kita harus waspada," katanya kepada AFP.
Advertisement