Liputan6.com, Jakarta - Pemandangan mengerikan kembali terlihat di Sungai Gangga, India. Banjir musiman di wilayah itu dengan menyedihkan ikut menyapu pemakaman berkedalaman dangkal di tepi sungai, sehingga sekian banyak jenazah korban Covid-19 mengambang.
Dilansir Channel News Asia, Senin (28/6/2021), Neeraj Kumar Singh, pejabat di kota utara Allahabad, mengatakan bahwa hampir 150 jenazah harus dikremasi dalam tiga minggu terakhir akibat banjir.
Baca Juga
Advertisement
"Kami tidak menggali kubur. Hanya (mengkremasi) jenazah yang mengambang karena naiknya permukaan air," terangnya pada AFP. "Area itu tersebar lebih dari satu kilometer dan perkiraan kami ada sekitar 500--600 mayat yang terkubur."
Sebagian besar jenazah diyakini meninggal karena badai Covid-19 pada April dan Mei 2021. Saat itu, India dilanda lonjakan infeksi yang membanjiri rumah sakit di banyak daerah.
Beberapa keluarga tidak mampu membeli kayu bakar untuk upacara kremasi tradisional Hindu, sehingga jenazah dibenamkan di Sungai Gangga atau dikubur di gundukan pasir yang berdekatan dengan sungai.
Kawasan itu saat ini dilanda banjir karena hujan monsun tahunan. Aliran airnya menghanyutkan pasir dan memperlihatkan mayat-mayat yang dikubur pada kedalaman dangkal.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Lebih Banyak dari Jumlah Resmi
Jumlah kuburan dangkal itu kembali memicu kecurigaan bahwa total kematian India akibat pandemi mungkin lebih dari 1 juta. Itu beberapa kali lipat dari jumlah resmi, yaitu hampir 400 ribu.
Bulan lalu, polisi menghubungi penduduk desa di India utara untuk menyelidiki temuan ratusan jenazah di kuburan pasir dangkal atau terdampar di tepi Sungai Gangga. Temuan tersebut memicu spekulasi di media sosial bahwa mereka adalah jasad-jasad korban Covid-19.
Associated Press melaporkan, polisi menggunakan mikrofon dalam jip dan perahu untuk berkeliling desa. Mereka meminta warga tidak membuang mayat ke sungai.
"Kami di sini untuk membantu Anda melakukan ritual terakhir," kata polisi. Sebelumnya, pada 14 Mei 2021, hujan menyingkap kain penutup jenazah yang terkubur seadanya dalam pasir dangkal di tepi sungai di Prayagraj, sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh.
Advertisement
Mahalnya Biaya Kremasi Jenazah
Kala itu, para pejabat mengatakan bahwa penguburan di tepi sungai telah terjadi selama beberapa dekade. Tapi, dengan banyaknya jasad yang tersingkap akhir pekan lalu, ditambah bayang-bayang pandemi, muncul kekhawatiran tentang praktik tersebut.
Navneet Sehgal, juru bicara pemerintah negara bagian, membantah laporan media lokal yang menyebutkan bahwa lebih dari seribu jenazah korban Covid-19 telah ditemukan dari sungai dalam dua pekan terakhir.
"Saya yakin jasad-jasad ini tidak ada hubungannya dengan Covid-19," katanya. Dikatakannya juga bahwa beberapa penduduk desa tidak mengkremasi jenazah sebagaimana adat. Hal itu dikarenakan biaya tradisi Hindu yang mahal.
Biaya kremasi di India belakangan ini meningkat tiga kali lipat jadi 15 ribu rupee (Rp3,1 juta). Sebagai gantinya, warga menempatkan jenazah ke sungai atau dengan menggali makam dangkal di tepi sungai.
Covid-19 Varian Delta India Hantui Indonesia
Advertisement