Liputan6.com, Jakarta - Liverpool terancam kehilangan status Warisan Dunia UNESCO. Itu membuat hampir 30 tokoh dari politik, sepak bola, dan akademisi menandatangani surat yang mendesak UNESCO tidak mencabut status tersebut.
Dilansir dari laman BBC, Senin (28/6/2021), ancaman soal penghapusan status itu telah terdengar selama lebih dari satu dekade usai perkembangan modern di kota asal band legendaris The Beatles itu. Ada kekhawatiran komite Warisan Dunia yang merekomendasikan Liverpool harus kehilangan status dalam laporan UNESCO, pekan lalu.
Baca Juga
Advertisement
Wali Kota Regional, Steve Rotheram, termasuk di antara mereka yang menyebut itu akan jadi "kemunduran." Liverpool sendiri dianugerahi status Warisan Dunia oleh UNESCO pada 2004.
Penghargaan itu mengakui sejarah kota sebagai pusat perdagangan utama Kerajaan Inggris, juga karena arsitektur landmark-nya. UNESCO akan mengonfirmasi situs-situs tersebut lewat Daftar Warisan Dunia dalam pertemuan Juli ini.
Sementara, kota tepi laut ini telah dikenal melalui distrik komersial bersejarah dan, tentu saja, St George's Hall. Tawaran kota ini dipusatkan pada sejarahnya sebagai pelabuhan global utama pada abad ke-18 dan 19 yang berperan penting dalam pertumbuhan Kerajaan Inggris.
Liverpool adalah pusat pergerakan massa, termasuk imigran dari Eropa ke Amerika. Kota ini juga berperan dalam perdagangan budak transatlantik.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tentang Liverpool
Area Albert Dock di Liverpool punya lebih banyak bangunan yang terdaftar sebagai Grade I daripada di tempat lain di Inggris. Liverpool adalah salah satu dari total 32 Situs Warisan Dunia di Inggris.
Pada Sabtu, 19 Juni 2021, tokoh-tokoh, termasuk mantan politisi Michael Heseltine, dramawan Willy Russell, dan Kepala Eksekutif Klub Sepak Bola Liverpool dan Everton menandatangani surat yang diterbitkan di The Times. Di sana mereka menyebut kota itu dalam "keadaan yang jauh lebih unggul daripada ketika status (warisan budaya dunia UNESCO) diberikan."
Mereka menyampaikan, sekitar 1,6 miliar pound sterling atau setara Rp32 triliun telah diinvestasikan untuk meningkatkan 157 aset warisan. Surat itu juga menyebut Stadion Everton senilai 500 juta pound sterling atau Rp10 triliun di Bramley-Moore Dock akan "membawa jutaan orang ke tepi Mersey." Tempat itu juga memungkinkan mereka belajar tentang "masa lalu maritim Liverpool dan Inggris."
Advertisement
Kerahkan Upaya
Namun, rencana stadion pada awalnya ditentang ICOMOS, badan warisan yang bertindak atas nama UNESCO, serta Masyarakat Victoria dan Inggris Bersejarah. Pada Maret, Kementerian Perumahan, Masyarakat, dan Pemerintah Daerah Liverpool mengatakan telah "memutuskan untuk tidak campur tangan."
Penandatangan surat itu mendesak anggota Komite Warisan Dunia untuk "menunda keputusan apa pun tentang status kota dan, sebagai gantinya, menerima undangan untuk mengunjungi Liverpool di beberapa titik selama 12 bulan ke depan."
"Kami berharap mereka melihat, seperti kami, bahwa Situs Warisan Dunia Liverpool harus ditampilkan sebagai contoh praktik terbaik dalam regenerasi berbasis warisan," begitu bunyi surat tersebut.
Waspada Mutasi Covid-19 Kombinasi Varian Inggris-India
Advertisement