Liputan6.com, Jakarta Penelitian Big Data Continuum Indonesia Omar Abdillah melakukan survei respon masyarakat terkait PPN Sembako. Pengumpulan data dilakukan melalui media sosial, Twitter selama 10 hari sejak draf PPN sembako beredar di publik.
Continuum meneliti sebanyak 86.200 perbincangan dari 63.000 akun. Adapun Continuum mencatat perbincangan dilakukan dari 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Advertisement
Omar mengatakan, publik yang setuju mengenai pajak PPN sembako sebanyak 5 persen. Publik yang setuju ini menganggap bahwa rencana tersebut akan membantu dalam pemulihan ekonomi, terlebih jika yang akan dipajaki adalah sembako premium.
"Sementara itu publik yang setuju 5 persen menganggap bahwa rencana ini akan membantu dalam pemulihan ekonomi, terlebih jika yang akan dipajaki adalah sembako premium," ujarnya, Jakarta, Senin (28/6).
Sembako premium, diharapkan bisa memberikan lebih kepada negara karena penggunanya bukan kalangan warga biasa. Selain itu, jenis sembako premium juga memiliki pasar yang berbeda serta tak dipasarkan secara bebas.
Omar mengatakan, bocornya dokumen publik mengenai rencana pengenaan PPN sembako memicu berbagai macam respon dari masyarakat di media sosial. Mayoritas masyarakat 87 persen memberikan respon negatif terhadap wacana PPN Sembako.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Nasional Gaduh
Perbincangan mengenai pro-kontra wacana PPN Sembako ini menyebar tidak hanya di kota-kota besar, tapi seluruh wilayah di Indonesia. Ini menunjukkan seberapa besar wacana pajak ini mendapatkan atensi dari publik.
Sebanyak 80 persen masyarakat menganggap wacana PPN Sembako tidak memihak kepada rakyat dan akan memberikan beban kepada rakyat terlebih di masa pandemi.
"Masyarakat juga membandingkan wacana PPN Sembako dengan PPNBM yang gratis serta dana bansos yang dikorupsi oleh para pejabat," kata Omar.
Anggun P. Situmorang
Merdeka.com
Advertisement