Liputan6.com, Heilongjiang - Manusia belajar tentang hal baru seriap harinya. Setiap generasi memiliki karunia untuk mengetahui lebih banyak dari yang sebelumnya. Namun, kita tidak akan pernah dapat benar-benar mengetahui segalanya -- dan itu adalah bagian dari keajaiban menjadi manusia.
Dikutip dari CNN, Senin (28/6/2021), Bumi adalah planet yang memiliki banyak misteri. Saat peneliti berbagi temuan tentang kehidupan kuno seperti "manusia naga", mereka membantu menulis ulang sejarah.
Advertisement
Namun, siapakah manusia naga ini? Spesies manusia purba yang baru ditemukan ini adalah anggota terbaru dari silsilah keluarga manusia.
Berasal dari Sungai Naga Hitam
Tengkorak yang terpelihara dengan baik telah ditemukan di dasar sumur di daerah timur laut China yang berusia antara 138.000 dan 309.000 tahun.
Dalam kehidupan, hominin ini, yang disebut Homo longi, memiliki campuran ciri-ciri primitif seperti hidung lebar, alis rendah, dikombinasikan dengan tulang pipi Homo sapiens yang rata dan halus.
Jika masih hidup sekarang, mereka akan memiliki wajah yang lebar, mata yang dalam, gigi yang besar, dan ukuran otak yang sama dengan manusia zaman ini.
Tiga makalah yang merindi temuan itu diterbitkan dalam jurnal The Innovation pada hari Jumat 25 Juni 2021.
"Tengkorak Harbin adalah fosil terpenting yang pernah saya liat dalam 50 tahun. Ini menunjukkan betapa pentingnya Asia Timur dan China dalam menceritakan kisah manusia," jelas Chris Stringer, pemimpin penelitian asal-usul manusia di The Natural History Museum di London serta rekan dari penulis penelitian tersebut.
Para peneliti menamai homonin baru, Homo Longi, berasal dari Heilongjiang, atau Sungai Naga Hitam, provinsi tempat tengkorak itu ditemukan.
Tim tersebut direncanakan untuk melihat apakah mungkin untuk mengeluarkan protein kuno atau DNA dari tengkorak, yang termasuk satu gigi, dan akan memulai studi yang lebih rinci tentang interior tengkorak, melihat sinus, bentuk telinga, dan otak menggunakan CT scan.
Menurut studi tersebut, manusia naga ini kemungkinan berasal dari garis keturunan yang mungkin merupakan kerabat terdekat kita, bahkan lebih dekat dari Neanderthal.
"Kita adalah manusia. Itu selalu menjadi pertanyaan menarik tentang dari mana kita berasal dan bagaimana kita berevolusi," kata rekan penulis Xijun Ni, seorang profesor riset di Akademi Ilmu Pengetahuan China dan wakil direktur Laboratorium Kunci Evolusi Vertebrata dan Asal Manusia.
"Kami menemukan garis keturunan saudara kami yang telah lama hilang."
Reporter: Paquita Gadin
Advertisement