Orang Terkaya Meksiko Ingin Bank Miliknya Jadi yang Pertama Pakai Bitcoin

Pemilik Banco Azteca dan orang terkaya ketiga di Meksiko ini melontarkan pernyataan tersebut melalui akun Twitter.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Jun 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi Bitcoin (Ist)
Liputan6.com, Jakarta Miliarder atau orang terkaya Meksiko Ricardo Salinas Pliego mendukung penggunaan bitcoin. Bahkan dia mengatakan bank yang dikelolanya sedang dipersiapkan untuk menerima mata uang kripto.
 
"Tentu saya merekomendasikan penggunaan bitcoin. Saya dan bank saya tengah berusaha untuk menjadi bank pertama di Meksiko yang menerima bitcoin. Jika Anda memerlukan detil atau informasi lebih lanjut, ikuti saya di akun Twitter saya," kata Salinas seperti dikutip Bloomberg, Senin (28/6/2021).
 
Pemilik Banco Azteca dan orang terkaya ketiga di Meksiko ini melontarkan pernyataan tersebut melalui akun Twitter @RicardoBSalinas, sembari menanggapi cuitan Michael Saylor, miliarder pendiri Microstrategy Inc.
 
Saylor mengutip sebuah video dimana Salinas mengatakan Bitcoin harus ada di setiap portofolio para investor, dan menghujat mata uang fiat atau mata uang yang biasa digunakan kini dengan menyebutnya sebagai penipu dan busuk.
 
Salinas sendiri memang dikenal sebagai aktivis bitcoin yang pada tahun lalu mengklaim bahwa dirinya menginvestasikan 10 persen dari portofolio likuidnya dalam bentuk mata uang kripto.
 
Bloomberg Billionaires Index melaporkan, kekayaan taipan Meksiko yang mencakup saham di bisnis ritel, perbankan dan penyiaran ini telah meningkat dari USD 2,8 miliar pada tahun ini menjadi USD 15,8 miliar. 
 
Pada Minggu (27/6/2021) kemarin posisi bitcoin naik 7,3 persen menjadi USD 33.578 di perdagangan New York. Posisi ini masih jauh dari posisi puncak per April 2021 di level USD 63.410.
 
Sebagian besar penurunannya terjadi pasca China mengintensifkan tindakan kerasnya terhadap penambangan uang kripto, sehingga layanan kripto harus kembali membentuk industrinya.

Saksikan Video Ini


Inggris Larang Binance Layani Uang Kripto, Kenapa?

Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Setelah China melarang cryptocurrency, mata uang kripto ini kembali menghadapi kendala lain dalam upaya penerimaan pemerintah.  The Financial Times melaporkan, Financial Conduct Authority Inggris telah melarang bursa kripto Binance, termasuk Binance Markets Limited dan induknya Binance Group.

Seperti dilansir Yahoo Finance, Senin (28/6/2021), meski pengawas tidak mengatakan alasan pemblokiran Binance, aturan ini membuat bursa kripto terbesar ketiga tersebut tak dapat beroperasi. Binance memiliki waktu hingga 30 Juni untuk mengonfirmasi mereka memenuhi tuntutan Financial Conduct Authority.

Hingga saat ini belum ada tanggapan resmi dari Binance terkait peraturan yang ditetapkan Inggris. Meski demikian, Binance pernah menyebut bila pihaknya akan mengambil kewajiban peraturan dan berkomitmen untuk menghormati aturan di mana pun mata uang beroperasi.

Binance adalah salah satu bursa kripto terbesar saat ini. Secara global, volume perdagangan yang dihasilkan mencapai USD 2,46 triliun hingga Mei 2021. Tindakan keras FCA tidak hanya dapat membatasi perdagangan di pasar utama, tetapi juga merugikan perusahaan dan reputasi mata uang.

Walau tak diketahui bagaimana cara Binance mengatasi situasi ini, beberapa pihak menilai, perusahaan resmi harus bertindak cepat untuk menghindari tekanan lebih besar.

Dalam wawancara dengan Engadget, Binance menegaskan bila hal ini seharusnya tidak memiliki efek langsung pada aktivitas situs website utamanya, yakni Binance Markets Limited.

Hal ini karena, secara hukum, Binance Markets Limited belum meluncurkan bisnisnya secara resmi di Inggris. Meski kebijakan yang ditetapkan bukanlah sentimen positif bagi Binance, namun perusahan juga menegaskan, hal ini belum tentu merupakan bencana.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya