Liputan6.com, Jakarta - Sosok makhluk menyerupai manusia, tetapi bertubuh besar diyakini pernah menginjakkan kaki di muka bumi. Bukti autentik tentang keberadaan makhluk misterius itu belum pernah ada. Namun, pada sejumlah legenda dan penafsiran kitab suci sempat berkisah mengenai hal itu.
Suatu hari di "Stub" Newel di Cardiff, New York terjadi geger luar biasa. Pada 16 Oktober 1869, dua orang pekerja, Gideon Emmons dan Henry Nichols, menemukan hal aneh saat menggali sumur di belakang gudang milik William C.
Mereka menemukan sosok seperti manusia, tetapi berukuran sangat besar, tingginya mencapai 3 meter. Saat itu, makhluk aneh itu dalam keadaan beku. Tak lama setelah kejadian, ratusan orang berdatangan untuk mencari tahu kebenarannya.
Warga pun datang dalam keadaan heran yang amat sangat. Makhluk itu memang ada di tempat itu. Makhluk dengan kaki yang juga berukuran besar itu diklaim merupakan nenek moyang jauh dari suku asli Onroaga Iroguois. Temuan itu pun kemudian mendapat julukan Cardiff Giant.
Temuan sosok raksasa itu diklaim sebagai penemuan arkeologi paling besar sekaligus penting abad 19. Ahli geologi James Hall dan ilmuwan Rochester University, Henry Ward ikut menyatakan kekagumannya.
"Para pria meninggalkan pekerjaan mereka," demikian dilaporkan Syracuse Journal seperti dikutip dari History. "Para ibu segera menggendong bayi dan anak mereka, cepat-cepat menuju ke lokasi temuan."
Antusias warga sangat tinggi akan keberadaan makhluk raksasa itu. Sang pemilik lahan, Newell lalu melindungi raksasa itu dengan sebuah tenda putih dan mulai menagih 50 sen untuk masuk.
Baca Juga
Advertisement
Sekitar 2.500 orang datang pada pekan pertama setelah penemuan. Pameran terus dibuka hingga sejumlah pengusaha muncul dan membelinya dengan harga mahal.
Seperti dikutip dari The Vintage News, belakangan, kenyataan pun terkuak. Temuan tersebut sama sekali bukan jasad raksasa yang membeku oleh waktu, melainkan patung yang terbuat dari gipsum.
Raksasa palsu itu sudah diletakkan di lahan pertanian milik Newell, setahun sebelum akhirnya 'ditemukan'. Ternyata, adalah kabar bohong alias hoaks yang menjadi muasal kehebohan.
Otak di balik penipuan tersebut ternyata adalah sepupu pemilik lahan bernama George Hull.
Hull sendiri bukan orang berada. Dirinya bahkan tak pernah mencicipi bangku sekolah. Sehari-hari, pria itu memenuhi kebutuhannya dengan menjajakan tembakau.
Tapi, Hull juga seorang ateis dan punya antusiasme pada sains--pada zaman ketika orang-orang berpendirian seperti dirinya tak diterima masyarakat.
Suatu ketika, ia berniat melakukan sesuatu, untuk mengguncang para penganut agama: dengan menciptakan kebohongan dan mengambil manfaat ekonomi dari sana.
Motif Hull murni uang. Dengan kejadian itu, dirinya meraup keuntungan sebesar US$ 20.000. Saat itu, uang sebesar itu tentu menggiurkan. Terlebih, bagi seorang pekerja yang tak pernah mengenyam pendidikan sekolah.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini
Kepalsuan Hull Terkuak
Berita mengenai Giant Cardiff menyebar bagai jamur di musim hujan. Jasad besar itu akhirnya mengundang sejumlah pengusaha untuk membelinya. Dengan harapan, jasad raksasa itu dapat menghasilkan uang lebih banyak lewat pameran.
Pemeran demi pameran berlangsung meriah. Hingga suatu ketika, seorang insinyur pertambangan mengatakan bahwa gipsum pembuatnya cepat rusak di lahan pertanian milik Newell yang lembab.
Sementara, ahli paleontologi Yale yang terkenal, Otniel Charles Marsh hanya butuh sesaat untuk menyatakan bahwa 'raksasa' tersebut masih sangat baru. "Itu omong kosong belaka," kata dia.
Meski begitu, euforia masyarakat belum surut. Raksasa itu ternyata juga menarik perhatian PT Barnum, pria yang memproklamasikan diri sebagai Pangeran Humbugs, yang antusias membeli artefak apa pun, tidak peduli apakah palsu atau asli, untuk ditampilkan dalam museum miliknya, American Museum di New York.
Namun, usaha Barnum gagal saat hendak membeli artefak palsu tersebut. Giant Cardiff tidak dilepas oleh para pengusaha yang menguasai kepemilikannya.
Melepas Giant Cardiff sama dengan menghentikan mesin uang yang telah mencetak banyak dolar.
Kesal karena tak bisa mendapatkannya, Barnum pun membuat replika dan memamerkannya pada orang-orang sebagai 'Giant Cardiff yang asli'.
Perselisihan pun muncul. Para pengusaha menggugat Barnum. Hakim yang menangani kasus tersebut mengeluarkan pernyataan cerdik.
"Bawa raksasa milik Anda ke sini, dan buat dia bersumpah sebagai yang asli," demikian kata hakim, seperti diungkap Mark Rose, kontributor topik tersebut untuk Archaeology.org.
Maksudnya, hakim menegaskan, tak masuk akal bagi penggugat membuat tuduhan tentang sesuatu yang sudah palsu sejak awal.
Hull kemudian akhirnya mengaku, bahwa Giant Cardiff adalah tipuan belaka.
Pada tanggal 2 Februari 1870, Chicago Tribune menerbitkan sebuah berita tentang tipuan tersebut, yang menampilkan kesaksian dari pemahat patung raksasa itu.
Giant Cardiff adalah salah satu tipuan paling terkenal dalam sejarah Amerika. Pertanyaannya, mengapa sampai butuh waktu berbulan-bulan bagi warga untuk menyadarinya?
Advertisement
Perbesar
Disney kini tengah mengembangkan film bertema Charles Darwin dengan gaya petualangan ala Indiana Jones.
Tipuan Giant Cardiff muncul 10 tahun setelah terbitnya buku On the Origin of Species karya Charles Darwin, yang menawarkan gagasan baru dan signifikan pada masyarakat: evolusi.
Orang-orang kala itu sangat tertarik dengan topik seperti evolusi dan fosil.
Di sisi lain, ilmu arkeologi masih dalam tahap perkembangan awal. Belum ada metode pembuktian terhadap temuan purbakala seperti yang ada saat ini.
Hingga saat ini, Giant Cardiff masih bisa dilihat secara langsung. Patung itu disimpan di Farmers Museum di Cooperstown, New York.