Varian Delta Serang Warga Israel yang Sudah Disuntik Vaksin COVID-19

Pemerintah Israel mengatakan, sekitar 90 persen infeksi baru di negara itu kemungkinan disebabkan oleh varian Delta.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 29 Jun 2021, 15:05 WIB
Ilustrasi Bendera Israel dan Yerusalem (AFP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Wabah COVID-19 varian Delta di Israel telah menyebar ke beberapa orang yang sudah divaksinasi. Sebagian besar dari mereka yang terpapar varian ini adalah penerima vaksin Pfizer, kata seorang pejabat kesehatan.

Ran Balicer, yang mengepalai komite penasihat pemerintah untuk COVID-19 mengatakan bahwa sekitar 90 persen infeksi baru di Israel  kemungkinan disebabkan oleh varian Delta.

Ini merupakan jenis yang sangat menular -- pertama kali muncul di India, demikian laporan dari Wall Street Journal.

"Masuknya varian Delta telah mengubah dinamika transmisi," kata Balicer, demikian dikutip dari laman New York Post, Selasa (29/6/2021).

Anak-anak di bawah usia 16 tahun, yang sebagian besar belum menerima vaksin, bertanggung jawab atas sekitar setengah dari kasus baru, kata Balicer.

Tetapi sekitar setengah dari orang dewasa yang terinfeksi dianggap telah divaksinasi sepenuhnya. Artinya sudah dua minggu sejak mereka menerima dosis terakhir dari suntikan Pfizer.

Balicer menambahkan, meskipun Pfizer sangat efektif melawan virus, itu tidak 100 persen protektif.

 


Aturan Ketat Israel

Orang-orang makan di restoran setelah pembatasan virus corona dilonggarkan di Tel Aviv, Minggu (7/3/2021). Israel membuka kembali sebagian besar ekonominya sebagai bagian dari fase terakhir pencabutan kebijakan lockdown yang berlaku sejak September tahun lalu. (AP Photo/Ariel Schalit)

Penyebaran varian Delta datang ketika kasus harian naik menjadi 200 orang, demikian laporan dari Wall Street Journal.

Meskipun angka ini kecil menurut standar global, hal ini telah mendorong pemerintah untuk menerapkan kembali mandat penggunaan masker dalam ruangan.

Pejabat kesehatan di AS telah memperingatkan bahwa varian Delta akan segera menjadi strain dominan COVID-19.

Tetapi bukti telah menunjukkan bahwa vaksin tersebut akan mencegah kasus penyakit yang parah, serta rawat inap pasien yang terpapar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya