Masalah Sosial dan Pandemi Jadi Penyebab Penutupan Destinasi Wisata di Berbagai Negara

Banyak tempat wisata yang ditutup. Penutupan terjadi akibat masalah sosial di suatu tempat.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jun 2021, 21:01 WIB
Ilustrasi tempat wisata (dok dominickvietor/pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Tempat wisata menjadi sarana rekreasi di berbagai negara untuk para turis. Namun, ada tempat wisata di berbagai negara terpaksa ditutup akibat masalah sosial seperti kepadatan penduduk, aksi penganiayaan, renovasi, hingga bencana alam.

Dilansir dari laman AsiaOne Selasa (29/06/2021), dimulai dari tempat Big Buddha, Hong Kong, yang ditutup pada Juni 2020 untuk renovasi besar-besaran. Hong Kong juga menutup layanan Peak Tram, tempat yang selalu dikenang oleh banyak penduduk dan turis. Tempat itu ditutup mulai 28 Juni 2021 selama enam bulan ke depan untuk melakukan perbaikan.

Namun, tak semua objek wisata global yang ditutup karena renovasi besar-besaran. Ada tempat wisata ditutup secara permanen setelah penggerebekan polisi. Tempat wisata itu adalah Wat Pha Luang Ta Bua Yanasampanno di Thailand, yang terkenal dengan sebagai Kuil Harimau.

Banyak dari turis yang ingin berfoto dengan kucing besar di tempat tersebut. Alasan tempat Wat Pha Luang Ta Bua Yanasampanno ditutup karena hewan di sana diduga sengaja dibius untuk menarik wisatawan. Ditambah, pedagangan ilegal dan penganiayaan harimau untuk keuntungan komersial.

Pindah ke masa lampau, tempat wisata arena hiburan dermaga di Inggris berasal dari peningkatan popularitas resor tepi laut selama era Victoria. Pada puncaknya di abad ke-20 setidaknya ada 100 dermaga yang menghiasi garis pantai Inggris, tapi saat ini hanya sekitar setengahnya yang tersisa akibat tidak terawat dengan baik.

Selain itu, ada tempat karya seni kuno berupa Grotte Chauvet di Prancis yang tidak dapat dikunjungi oleh turis. Tempat itu hanya bisa dikunjungi oleh ahli paleontologi, speleolog, dan spesialis. Bahkan karya seni kuno di sana menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO yang dianggap sebagai yang tertua di bumi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Masa Pandemi

Ilustrasu Ancol. (dok Syahril Fadillah/unsplash.com)

Perlu diketahui di masa pandemi Covid-19 yang masih berangsur banyak sejumlah tempat wisata yang terpaksa ditutup akibat kepadatan penduduk mengujungi tempat wisata. Dikutip dari kanal News Liputan6.com, di Indonesia ada tempat wisata Ancol, Jakarta Utara ditutup mulai 24 Juni menyusul lonjakan kasus Covid-19 yang meningkat.

Selain itu, Taman Margasatwa Ragunan juga ditutup mulai Selasa 22 Juni 2021 hingga batas waktu yang belum ditentukan. Hal ini menyusul lonjakan kasus positif Covid-19 di Jakarta dalam beberapa hari terakhir. “Ditutup sementara terkait pemberlakuan penguatan protokol kesehatan karena meningkatnya kasus Covid-19," kata Humas Taman Margasatwa Ragunan, Wahyudi Bambang di Jakarta Selatan.

Tak hanya di Indonesia yang mengalami penutupan tempat wisata di masa pandemi. Di luar negeri pun juga mengalami hal yang sama, salah satunya Belanda tepatnya Amsterdam akibat overtourism. Pemerintah di sana dengan sigap mencari cara mengurangi jumlah pengunjung.

Belanda mempunyai tempat bernama Bloemenmarkt yang terkenal pasar bunga terapung di dunia telah menjadi ciri kota. Tempat tersebut terpaksa ditutup untuk mengurangi minat pelancong berlibur ke negara Kincir Angin tersebut.


Bencana Alam

Ilustrasi bencana alam (dok Comfreak/pixabay.com)

Selain masalah renovasi pembangunan, aksi penganiayaan dan pandemi, ada sejumlah tempat wisata tutup akibat bencana alam. Tempat Jendela Dwejra di Malta yang paling banyak dikenang oleh turis runtuh saat badai menerpa pada 2017 silam.

Erosi telah mengukir lubang di tebing batu kapur di tempat tersebut, menciptakan lengkungan datar besar. Lengkungan ini merupakan salah satu atraksi wisata utama Malta, bahkan menjadi menjadi ikon dari sejumlah film-film internasional.

Selain itu, nasib serupa menimpa Okjokull di Islandia pada 2014. Bagian Lanskap suram kerikil dan tanah adalah satu-satunya yang tersisa dari gletser pertama yang hilang karena kerusakan iklim. Sebuah plakat peringatan bahkan diresmikan di situs tersebut pada 2019, memperingatkan bahwa kita tidak boleh mengujungi tempat tersebut. (Muhammad Thoifur)


Infografis Ancaman Klaster Covid-19 di Lokasi Wisata

Infografis Ancaman Klaster Covid-19 di Lokasi Wisata. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya