Indonesia Alami Gelombang Kedua Kenaikan Kasus COVID-19

Indonesia mengalami gelombang kedua kenaikan kasus COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 21 Des 2021, 00:07 WIB
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito tegaskan sesuai arahan Presiden, PTM terbatas diikuti peserta 25 persen dari total kapasitas ruang belajar saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (9/6/2021). (Tim Komunikasi Satgas/Marji)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, Indonesia mengalami gelombang kedua kenaikan kasus COVID-19. Kasus COVID-19 mingguan di Indonesia telah mencapai puncak, lebih tinggi dari puncak kasus yang terjadi pada Januari 2021.

Pada puncak yang pertama di Januari 2021, jumlah kasus COVID-19 mingguan di Indonesia mencapai 89.902 kasus, sedangkan pada minggu ini angkanya jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 125.396 kasus.

Minggu lalu, Indonesia mencatatkan angka kasus positif COVID-19 harian yang sangat tinggi. Bahkan mencetak rekor baru yaitu kasus harian tertinggi selama pandemi, bertambah 21.345 kasus dalam satu hari.

“Hal ini menandakan second wave atau gelombang kedua kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia,” jelas Wiku melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Selasa (29/6/2021).

Puncak kasus pertama (25 Januari 2021), kenaikan COVID-19 dari titik kasus terendah sebesar 283 persen dan memuncak dalam waktu 13 minggu. Sementara itu, puncak kedua (21 Juni 2021), kenaikan dari titik kasus terendah mencapai 381 persen atau hampir 5 kali lipatnya dan mencapai puncak dalam waktu 6 minggu.

"Padahal, Indonesia sempat mengalami penurunan kasus sejak puncak pertama, yaitu selama 15 minggu dengan total penurunan hingga 244 persen," lanjut Wiku.

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Kenaikan Kasus COVID-19 Meningkat Tajam

Petugas melakukan rapid tes antigen kepeda penumpang kendaraan di Km 34 B Tol Jakarta - Cikampek, Cikarang, Sabtu (22/5/2021). Polda Metro Jaya memprediksi puncak arus balik mudik Lebaran ke DKI Jakarta akan terjadi pada akhir pekan ini, 21-23 Mei 2021. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Wiku Adisasmito menjelaskan, kenaikan kasus COVID-19 semakin meningkat tajam pasca libur Idulfitri 2021.

“Kenaikan yang mulai terjadi satu minggu pasca periode libur Lebaran menunjukkan dampak yang ditimbulkan akibat libur panjang ternyata dapat terjadi sangat cepat. Awalnya, kenaikan terlihat normal dan tidak terlalu signifikan," jelasnya.

"Namun, memasuki minggu ke-4 pasca periode libur, kenaikan meningkat tajam dan berlangsung selama tiga minggu hingga mencapai puncak kedua di minggu terakhir."

Masih adanya masyarakat yang mudik pada saat peniadaan telah diberlakukan serta arus balik 1-2 minggu pasca Idulfitri berdampak pada kenaikan kasus yang tinggi. Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan munculnya beberapa varian COVID-19 baru yang telah masuk ke Indonesia diperparah dengan mobilitas yang tinggi.

"Kondisi-kondisi ini menyebabkan dampak periode libur terlihat hingga minggu ke-6 dan kemungkinan masih akan terlihat hingga minggu ke-8," terang Wiku, yang juga Koordinator Tim Pakar Satgas COVID-19.

Keberhasilan pengendalian dari lonjakan kasus COVID-19, menurut Wiku, kembali pada kesiapan masing-masing daerah dalam menyusun dan menjalankan strategi penanganan terbaik di wilayahnya.

"Dengan demikian, lonjakan kasus yang terjadi dapat segera ditekan dan dikendalikan, sehingga mengurangi beban pada fasilitas, sistem, dan tenaga kesehatan," lanjutnya.


Infografis Biang Kerok Lonjakan Covid-19 di Indonesia

Infografis Biang Kerok Lonjakan Covid-19 di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya