3 Provinsi di Pulau Jawa, Penyumbang Tertinggi Puncak Kasus COVID-19

Tiga provinsi di Pulau Jawa menjadi penyumbang tertinggi puncak kasus COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 30 Jun 2021, 06:00 WIB
Pemudik turun dari bus antarkota antarprovinsi (AKAP) setibanya di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Minggu (23/5/2021). Kementerian Perhubungan memprediksi puncak arus balik Lebaran 2021 terjadi pada hari ini usai larangan mudik pada 6-17 Mei lalu berakhir. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19, ada tiga provinsi di Pulau Jawa yang menjadi penyumbang tertinggi puncak kasus COVID-19. Saat ini, Indonesia mengalami gelombang kedua (second wave), yang mana kenaikan mencapai 381 persen atau hampir 5 kali lipat pada 21 Juni 2021.

Adapun puncak pertama COVID-19 terjadi 25 Januari 2021, kenaikan dari titik kasus terendah sebesar 283persendan memuncak dalam waktu 13 minggu.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito memaparkan, jika dilihat lebih dalam pada tingkat provinsi, tiga provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, disusul Jawa Timur. Provinsi ini berkontribusi besar pada kenaikan kasus, baik pada puncak pertama maupun puncak kedua.

Sulawesi Selatan juga turut berkontribusi pada puncak pertama, tidak kembali berkontribusi di puncak kedua dan posisinya digantikan oleh Yogyakarta.

"Penting untuk diperhatikan, tiga provinsi di Pulau Jawa ini konsisten menjadi penyumbang tertinggi pada kedua puncak kasus yang terjadi sepanjang pandemi," jelas Wiku melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Selasa (29/6/2021).

"Tentu, segala upaya penanganan COVID-19 yang dilakukan oleh Pemerintah tidak akan efektif bila masyarakat abai dan lengah menjaga dirinya dari potensi tertular dan menularkan orang lain."

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Masyarakat Harus Berkontribusi Tekan Kasus COVID-19

Penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang baru tiba menjalani tes cepat antigen COVID-19 di terminal Kalideres, Jakarta Barat, Senin (17/5/2021). Menyambut arus balik mudik Lebaran, Terminal Kalideres mendirikan posko tes antigen bagi penumpang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Masyarakat, khususnya di ketiga provinsi di Pulau Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah), harus berkontribusi dalam menekan lonjakan kasus COVID-19. Upaya penanganan adalah upaya kolektif.

"Untuk itu, inisiatif masyarakat dalam menekan dan mengendalikan kasus menjadi sangat penting,” lanjut Wiku Adisasmito, yang juga Koordinator Tim Pakar Satgas COVID-19.

Lebih lanjut, Wiku berpesan jika terpapar dan mengalami gejala COVID-19, masyarakat harus jujur melapor kepada ketua RT setempat.

"Jika terpapar atau memiliki kerabat yang terkena COVID-19, jujurlah dengan segera melapor kepada ketua RT setempat agar segera ditindaklanjuti oleh puskesmas. Jangan khawatir jika petugas tracing datang untuk melacak kontak erat," pesannya.

"Jangan takut diswab, karena hal ini perlu dilakukan agar kasus positif ditangani dengan cepat, sehingga tidak bertambah parah. Masyarakat juga harus terus meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan."


Infografis Waktu Tepat Tes Swab dan Mengulangi bila Hasilnya Negatif Covid-19

Infografis Waktu Tepat Tes Swab dan Mengulangi bila Hasilnya Negatif Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya