Liputan6.com, Jakarta - Mengendarai mobil dalam keadaan di bawah pengaruh minuman beralkohol sangatlah berbahaya dan tindakan yang bodoh. Namun, dari studi terbaru menyebutkan, pengendara mobil yang kehausan atau dehidrasi sama berbahayanya dengan yang pengemudi mabuk.
Mengutip Motor1, Leasing Option mengumpulkan semua jenis informasi terkait pengemudi yang dehidrasi, mulai dari beberapa banyak air yang harus dikonsumsi rata-rata hingga seberapa cepat seorang mengalami dehidrasi.
Advertisement
Singkatnya, laporan tersebut menyatakan, seseorang harus minum sekitar setengah galon setiap hari.
Sementara itu, Science Direct mengklaim jika orang yang sedikit dehidrasi bisa kehilangan fokus yang membuat semua jenis kesalahan mengemudi bisa terjadi. Untuk mencapai analisis tersebut, dilakukan penelitian terhadap 11 pria dewasa yang menggunakan simulator mengemudi sesuai dengan kondisi dunia nyata.
Setiap orang berpartisipasi dalam tiga sesi mengemudi, yang pertama adalah sesi pengenalan untuk membiasan diri dengan pengaturan SIM. Sesi yang tersisa, memantau pengemudi dalam perjalanan dua jam, satu pengemudi normal dan satu pengemudi dehidrasi.
Hasil penelitian
Hasilnya menunjukan, pengemudi yang mengalami dehidrasi cenderung membuat lebih banyak kesalahan kecil, seperti penyimpangan lajur atau pengereman yang terlambat. Hasil tersebut, sama dengan orang yang berada di bawah pengaruh alkohol.
Tapi perlu dicatat, bahwa ukuran sampel penelitian yang kecil bisa menjadi faktor pembatas dalam kesimpulan. Penelitian ini juga menemukan peningkatan kesalahan kecil saat mengemudi ketika dehidrasi.
Menariknya, satu peserta harus dikeluarkan dari penelitian, karena tersebut tertidur selama simulasi berlangsung.
Advertisement