Menteri Siti Nurbaya: Setiap Orang Indonesia Harus Tanam Minimal 25 Batang Pohon Seumur Hidupnya

Selain menanam pohon, Menteri Siti Nurbaya juga menyebut berbagai upaya lain untuk melestarikan lingkungan.

oleh Komarudin diperbarui 30 Jun 2021, 18:02 WIB
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kepedulian terhadap lingkungan perlu ditanamkan sejak dini. Praktiknya dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya menanam pohon.

Dengan menanam pohon, masyarakat bisa membantu melestarikan alam. Di samping juga dapat menjaga ketersediaan air bersih, mengurangi risiko banjir di musim hujan, dan mencegah longsor.

“Kita harus menanam sebanyak-banyaknya pohon seumur hidup kita. Paling tidak 25 batang pohon setiap orang seumur hidupnya. Lima pohon ditanam saat SD, lima saat SMP, lima saat SMA, lima saat kuliah, serta nanti lima lagi saat menikah. Jangan lupa, pohonnya dirawat dan dipelihara juga," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti (Menteri LHK), Siti Nurbaya, melalui keteran pers yang diterima Liputan6.com, Rabu (30/6/2021).

Menteri Siti juga berpesan agar anak-anak Indonesia mencintai flora dan fauna. Banyak jenis tanaman dan satwa unik, yang mana beberapa di antaranya terancam punah, untuk dipelajari agar dapat melestarikan.

“Saya juga terus berharap anak-anak tetap semangat belajar, agar bisa mencapai cita-cita dan turut bersama-sama melestarikan lingkungan," kata Menteri Siti Nurbaya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jangan Buah Sampah Sembarangan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dalam puncak peringatan HPSN 2021. (dok. Biro Humas KLHK)

Di hadapan para peserta webinar yang terdiri dari pelajar SD, SMP, dan SMA dari seluruh Indonesia, Menteri Siti berbagi cerita bahwa banyak hal yang bisa dilakukan untuk turut menjaga Bumi dan melestarikan alam, selain menanam pohon dan mencintai flora, juga fauna. Salah satunya membuang sampah pada tempatnya.

Demi mengurangi timbulan sampah, ia mengungkap sudah saatnya publik memisahkan barang-barang yang tidak dipakai untuk masih bisa diolah atau dipakai lagi. Penggunaan plastik sekali pakai juga harus dihindari agar tidak menambah volume sampah plastik.

"Jangan sampai sampah mengotori sumber-sumber air, seperti sungai, laut, danau, dan mata air, agar airnya tetap bersih dan bermanfaat. Jangan lupa, kita juga harus menerapkan budaya hemat air, memakai air seperlunya,” pesannya.

 


Apresiasi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.

Di kesempatan yang sama, Menteri Siti menyampaikan apresiasi kepada para guru, komunitas pendidikan, dan pendongeng atas semua sumbangsih bagi pendidikan di Indonesia, secara khusus bagi pendidikan lingkungan. "Saya berharap kita dapat saling bertukar informasi dan pengalaman untuk memajukan dunia pendidikan, menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas dan punya kepedulian tinggi terhadap lingkungan," tuturnya.

Webinar ini merupakan rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup yang diperingati pada 5 Juni setiap tahunnya. Selain Menteri LHK Siti Nurbaya, turut hadir dan membagikan ceritanya, yaitu Plt. Dirjen PDASRH/Kepala BP2SDM, Helmi Basalamah.

Hadir pula Officer in Charge UNESCO Office Jakarta Regional Science Bureau for Asia and the Pacific, Hans Dencker Thulstrup; Asisten Deputi Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah Kemenko PMK Wijaya Kusumawardhana; Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek, Sri Wahyuningsih; perwakilan International Lake Environment Committee Foundation (ILEC) Shigekazu Ichiki; dan pendongeng, serta perwakilan anak-anak dari seluruh Indonesia melalui tayangan video.


Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya