Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat pada sisa tahun ini, meski pandemi COVID-19 masih berlangsung. Meski begitu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mengatakan kenaikan tersebut tidak akan langsung terjadi pada awal semester II 2021.
"IHSG di semester II ada peluang kembali menguat. Tapi untuk awal-awal memasuki semester kedua ini pergerakannya masih akan cenderung sideways dengan kencenderungan melemah dulu,” kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (30/6/2021).
Setelah itu, IHSG berpeluang menguat. Adapun sentimen yang bisa menggerakkan IHSG, selain data ekonomi yang positif, juga perkembangan penanganan COVID-19 di dalam negeri. Termasuk vaksinasi yang saat ini tengah gencar dilakukan.
Baca Juga
Advertisement
"Selain data-data ekonomi yang positif yaitu adanya kedatangan vaksin merek lain yang tingkat efikasi yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Dan tingkat kasus harian COVID-19 dapat kembali turun setelah sempat mencapai rekor tertingginya,” kat dia.
Sementara, menurut catatan Bank OCBC NISP dalam laporan monthly market outlook, sepanjang Mei IHSG membukukan pelemahan -0.80 persen, ditutup di level 5.947.
IHSG masih belum mampu menguat di atas level psikologis 6.000. Para pelaku pasar selama bulan lalu terlihat wait and see akan kasus COVID-19 dari dalam negeri, terutama dampaknya setelah libur panjang lebaran.
"Kami melihat adanya potensi penguatan pada IHSG seiring dengan aktivitas ekonomi yang semakin membaik. Adanya penambahan sektor baru, yaitu health care dan technology pada indeks diharapkan akan mendorong kembalinya likuiditas pada IHSG. IHSG diperkirakan berada di rentang 5.900 – 6.300 dalam jangka pendek ke depan," ujar Wealth Management Head, Bank OCBC NISP, Juky Mariska dalam laporan tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
IHSG Diprediksi Sentuh 6.850 pada Akhir 2021
Sebelumnya, PT Mandiri Sekuritas optimistis laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal sentuh 6.850 pada akhir 2021.
Meski demikian terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi, salah satunya lonjakan kasus COVID-19. Dalam pemaparannya, Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menyebut, pihaknya optimistis pemulihan akan terjadi pada semester II 2021.
"Kami tetap optimis di semester II 2021 dengan target IHSG 6.850. Lonjakan kasus Covid-19 belakangan ini akan mengganggu kegiatan ekonomi jangka pendek, namun kami tetap berharap bahwa pemulihan akan lebih kuat di semester II 2021," ujar diaa, Selasa, 29 Juni 2021.
Tak hanya itu, Adrian juga menyebut, Mandiri Sekuritas memiliki proyeksi bottom-up sebesar 50 persen earnings growth pada 2021 dan 16 persen untuk 2022.
"Angka tersebut naik dari proyeksi penurunan sebesar 36 persen untuk tahun 2020," ujarnya.
Selain itu, dorongan vaksinasi di negara maju membuat perekonomian meningkat signifikan. Oleh karena itu, Indonesia yang terus menjalan program vaksinasi juga dinilai akan mengalami hal yang sama.
"Kami melihat dampak dibukanya kembali perekonomian terhadap konsumsi di pasar-pasar negara maju seiring dengan percepatan program vaksinasi mereka, yang seharusnya juga akan diikuti Indonesia," tuturnya.
Advertisement