Liputan6.com, Pekanbaru - Harimau sumatra menerkam Sumino, warga Kelurahan Batu Tritip, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai. Jasadnya sudah tak utuh dan ditemukan terpisah di beberapa titik.
Menurut Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono, korban tak pulang sejak 25 Juni. Jenazahnya baru ditemukan pada 29 Juni oleh tim gabungan BBKSDA Riau beserta TNI dan Polri.
Baca Juga
Advertisement
Suharyono menyatakan, korban pamit dari rumah untuk pergi berkebun di lokasi. Hasil penelusuran petugas, lokasi itu berada di landscape Senepis atau masuk dalam kawasan hutan produksi.
"Landscape Senepis merupakan daerah konservasi prioritas harimau sumatra," tegas Suharyono, Rabu petang, 30 Juni 2021.
Dengan demikian, tegas Suharyono, korban diserang di lokasi yang menjadi tempat tinggal harimau. Sebagai tindak lanjut, sejumlah pihak akan dipanggil BBKSDA mengoordinasikan konflik satwa dengan manusia itu.
"Kemudian juga sudah dilakukan sosialisasi ke masyarakat sekitar agar tidak bertindak sendirian, melakukan tindakan anarkis ke harimau karena memang di situ rumahnya," kata Suharyono.
Simak video pilihan berikut ini:
Jangan Masuk Sarang Harimau
Suharyono menyebut lokasi konservasi prioritas harimau sumatra dilarang digunakan untuk berkebun. Meskipun demikian, pihaknya tak menampik ada aktivitas di kawasan itu oleh sekelompok orang.
"Ini yang akan didalami, apakah aktivitas di dalam itu legal atau ilegal," kata Suharyono.
Suharyono menyebut landscape Senepis dihuni oleh beberapa individu harimau. Dari kamera pengintai yang terpasang di sejumlah titik, ada terpantau harimau yang berdiam di lokasi tersebut.
"Jumlahnya lebih dari tiga, tidak mungkin disebutkan totalnya," jelas Suharyono.
Suharyono juga menyebut kejadian warga dimakan harimau di lokasi baru pertama kali. Dia pun menyebut sejumlah langkah akan dilakukan agar masyarakat tidak masuk ke lokasi itu lagi.
"Karena itu habitat harimau, tindakan evakuasi merupakan pilihan terakhir, tidak mungkin dipindah semua karena nanti habis harimau di sana," Suharyono menegaskan.
Advertisement