Ibu di Jepang Luncurkan Celana Dalam untuk Remaja Perempuan yang Baru Mentruasi

Ide mengembangkan pakaian dalam ini muncul ketika putri ibu asal Jepang itu mengalami menstruasi pertamanya.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jul 2021, 03:01 WIB
Ilustrasi remaja. (Foto: unsplash.com/ Panitan Punpuang)

Liputan6.com, Jakarta - Tidak selalu mulus menjalani masa pubertas, termasuk saat mengalami menstruasi. Di periode ini, para remaja membutuhkan dukungan dari banyak faktor, termasuk yang terdengar sepele, seperti pakaian dalam.

Adalah Mayumi Miyaguchi, seorang ibu asal Osaka, Jepang yang mengembangkan produk pakaian dalam untuk anak perempuan yang mulai menstruasi. Dikutip dari laman Japan Today, Rabu 30 Juni 2021, Miyaguchi adalah pemilik bisnis pakaian.

Pihaknya memproduksi "pembalut celana" untuk anak perempuan SD dan SMP yang mungkin masih merasa malu untuk membawa pembalut ke luar rumah. Ia menjelaskan bahwa ide itu datang ketika putrinya mengalami menstruasi pertamanya.

Awalnya, Miyaguchi menyuruh putrinya untuk "menyelipkan serbetnya agar tidak terlihat" ketika pergi ke sekolah. "Aneh kalau perempuan harus menyelinap ketika mereka sedang menstruasi, generasi putri saya seharusnya memiliki lebih banyak kebebasan," katanya.

Terbukti efektif, pakaian dalam ini mulai populer di Jepang. Celana dalam hasil rancangan Miyaguchi merupakan salah satu produk perwakilan femtech yang menggunakan serat khusus. Itu bermaksud merangkul teknologi dalam memecahkan masalah para perempuan.

Sebelumnya, model celana dalam seperti ini sudah ada di Eropa dan Amerika Serikat. Namun, produk tersebut baru masuk ke Jepang beberapa tahun terakhir.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Berapa Harganya?

Ilustrasi pakaian dalam untuk remaja perempuan yang sedang menstruasi. (Foto: Unsplash.com/Timothy Meinberg).

Miyaguchi menyebut bahwa ia memesan celana dalam ini pertama kali dari Amerika Serikat. Tapi, ukurannya terlalu besar untuk anak-anak di Jepang. Selain itu, ia pikir celana dalam ini bisa dicuci dan digunakan kembali.

Ia kemudian memutuskan mengembangkan pakaian dalam itu supaya lebih nyaman dan dapat dicuci kembali seperti celana dalam pada umumnya. Miyaguchi menamai mereknya Girls Leap, berharap para gadis dapat "menikmati hidup mereka sepenuhnya dan mengambil lompatan ke depan."

Produk tersebut dipasarkan seharga 3,9 ribu yen atau sekitar Rp511 ribu. Harganya disebut mempertimbangkan kemampuan orangtua yang harus membeli begitu banyak barang kebutuhan anak mereka.

 


Kembangkan Produk Lain

Ilustrasi pakaian dalam remaja perempuan. (Foto: Unsplash)

Selain hitam, Miyaguchi menambahkan warna krem ​​ke jajaran produknya. Itu merupakan respons terhadap komentar orangtua bahwa "beberapa sekolah melarang pakaian dalam hitam."

"Sekarang produksi hampir tidak bisa memenuhi permintaan. Ini adalah respons yang bagus," katanya. Miyaguchi baru-baru ini bahkan menerima surat ucapan terima kasih dari ibu seorang gadis SMP berkebutuhan khusus.

Ibu itu mengatakan ketika putrinya menggunakan pembalut, ia kadang-kadang melepasnya karena merasa "asing." Tapi, berkat menggunakan produk yang dikembangkan Miyaguchi, ia mengatakan putrinya "bisa memakainya seperti pakaian dalam lainnya."

Ke depan, Miyaguchi bertujuan mengembangkan produk ini untuk dapat dikenakan di bawah baju ketat untuk anak-anak yang menari dan berlatih balet. "Juga, produk yang berfungsi memerangi inkontinensia yang sering dialami wanita pascapersalinan," katanya. (Muhammad Thoifur)


Infografis Cara Pakai Masker Dobel yang Benar

Infografis Cara Pakai Masker Dobel yang Benar (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya