Liputan6.com, Jakarta - PT Intraco Penta Tbk (INTA) menjelaskan berbagai strategi konsolidasi dan restrukturisasi anak usaha, khususnya PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) selama setahun terakhir.
Memiliki rencana perbaikan kinerja tahun ini, INTA mengaku akan membantu IBFN mencari investor baru. "Dengan rekam jejak INTA dan posisi strategi di berbagai kota di Indonesia, INTA membantu mengupayakan untuk mendapatkan investor baru bagi IBFN dan INTA memonitor pemenuhan kesepakatan homologasi IBFN," kata Direktur Utama Intraco Penta, Petrus Halim, Rabu (30/6/2021).
Dalam pemaparannya, Petrus juga menyebut beberapa rencana tindak lanjut IBFN. Hal yang pertama ialah intensif diskusi bilateral antara perseroan dengan kreditur untuk pengajuan restrukturisasi.
Baca Juga
Advertisement
"Kedua mengajukan relaksasi kepada OJK terkait pemenuhan rasio permodalan dan MSMD dan ketiga bersama dengan pemegang saham utama, perseroan terus berupaya untuk mengandeng investor baru," ujarnya.
Tak hanya itu, INTA juga masih menjalani proses restrukturisasi atas utang bank dengan para krediturnya dengan berkomitmen untuk melakukan perbaikan berkesinambungan bagi INTA dan entitas anak.
"Untuk perkembangan dan strategi restrukturisasi utang perseroan, dari sisi kreditur bank utama kita akan optimalisasi aset non-core yang akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang dan sisa utang akan dicicil sesuai kurun waktu yang disepakati serta target selesai dalam semester 2 tahun 2021," tuturnya.
Dari sisi vendor, PT Intraco Penta Tbk akan melakukan negosiasi dan menjalin komunikasi yang baik untuk skema pelunasan sisa utang yang disetujui oleh para pihak.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Target 2021
Sebelumnya, PT Intraco Penta Tbk (INTA) optimistis penjualan dan laba perseroan akan meningkat sepanjang 2021. Hal ini tak terlepas dari kenaikan penjualan alat berat pada kuartal I 2021.
Direktur Intraco Penta, Eddy Rodianto menyebut, kenaikan penjualan alat berat yang terjadi pada tiga bulan pertama 201 mencapai 43 persen.
"Kami sangat optimis tahun ini akan meningkat dibandingkan tahun lalu. Untuk penjualan alat berat di luar sektor tambang, itu sebesar 40 hingga 43 persen dibanadingkan kuartal 1 tahun lalu," ujarnya, Rabu, 30 Juni 2021.
Kenaikan yang terjadi diakui Eddy terjadi karena sektor tambang mengalami perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya, khususnya nikel, emas dan bauksit.
"Permintaan alat berat tahun ini sangat baik dan meningkat pesat dibanding tahun lalu. Nikel, bauksit dan emas adalah sektor yang membaik tahun ini," kata Eddy.
Melihat hal tersebut, Eddy mengaku bila perseroan optimistis mampu meningkatkan penjualan 10 hingga 15 persen sepanjang 2021. Meski demikian, pendapatan dan laba bersih yang akan dibukukan perseroan diyakini masih mengalami kontraksi dan baru akan pulih 2022.
"Sedangkan pendapatan dan laba bersih kita fikir akan mengalami konstraksi lagi di 2021. Tapi di 2022 kami yakin akan kembali membaik. Kita harapkan kerugian di 2020 berkurang sangat banyak, meskipun masih negatif," kata Eddy.
Advertisement