Vaksinasi Massal di Desa 'Lompat Batu' Bawomataluo Nias

Desa Bawomataluo Nias yang sudah berusia lebih dari 300 tahun ini memiliki banyak nilai-nilai sejarah dan tradisi yang sangat unik.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 30 Jun 2021, 23:30 WIB
Tari Fataele atau tarian perang dari Desa Bawomataluo, Fanayama, Nias Selatan.

Liputan6.com, Nias Selatan - Ratusan warga Desa Bawomataluo berbondong-bondong mengikuti kegiatan vaksinasi di halaman desa. Kegiatan yang diadakan bersama oleh Polres Nias Selatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan tersebut selain untuk menyukseskan program vaksinasi juga dalam rangka perayaan Hari Bhayangkara ke-75.

Kepala Desa Bawomataluo Teruna Wau mengatakan pihaknya mengajukan pelaksanaan vaksinasi langsung di Desa Bawomataluo agar pelaksanaannya lebih efektif. Pelaksanaan vaksinasi di halaman rumah adat di desa cagar budaya nasional itu dilakukan oleh tim tenaga kesehatan dari UPDT Puskesmas Bawomataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan.

"Saya mengajukan ke Kapolres dan Pemda Nias Selatan melalui Dinas Kesehatan agar masyarakat desa kita bisa vaksin di tempat. Kalau diadakan di Polres atau di tempat lain di kota animo masyarakat rendah karena harus melakukan perjalanan jauh bila harus datang ke sana,” kata Teruna, Rabu (30/6/2021).

Teruna mengakui, ada kendala untuk meyakinkan masyarakat terkait vaksinasi ini. Sebab, selama ini banyak sekali berita hoaks yang beredar di masyarakat dan kurangnya sosialisasi seputar Covid-19 dan kegiatan vaksinasi. Karena itu, dia mengingatkan masyarakat agar berpartisipasi aktif mengikuti vaksinasi dan menjaga protokol kesehatan.

“Covid-19 ini bukanlah penyakit biasa. Juga bukan hoaks seperti kerap beredar di masyarakat. Korban jiwa karena keganasan virus ini semakin hari semakin bertambah, terlebih dengan adanya varian Delta yang telah masuk ke Indonesia," katanya.

Teruna menandaskan peran masyarakat sangat penting guna memutus mata rantai penyebaran virus ini dengan menjaga jarak, memakai masker, cuci tangan dan melakukan vaksinasi yang diberikan oleh pemerintah secara gratis. Dia mengharapkan semua warga desa mengikuti vaksinasi tahap pertama tersebut dan selanjutnya tahap kedua.

Kepala UPTD Puskesmas Bawómataluo Tiarman Laia mengatakan hingga kegiatan vaksinasi ditutup pada pukul 17.00 WIB sebanyak 186 orang warga telah menjalani vaksinasi dari target sebelumnya sebanyak 250 orang.

Tiarman juga mengakui, sikap masyarakat terhadap pelaksanaan vaksinasi sangat dipengaruhi banyaknya informasi hoaks yang beredar di masyarakat.

“Pada dasarnya masyarakat menolak divaksin karena banyak hoaks yang mereka dengar. Untuk mengatasinya, misalnya, di Desa Bawomataluo ini, kemarin sore kami mengadakan sosialisasi oleh dokter, Kepala Puskesmas, Kepala Desa, Dinas Kesehatan, dan Kapolres,” katanya.

Desa Bawomataluo adalah salah satu desa di Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara. Desa yang sudah berusia lebih dari 300 tahun ini memiliki banyak nilai-nilai sejarah dan tradisi yang sangat unik dan menjadi tujuan wisatawan nasional maupun mancanegara.

Warga Desa Bawomataluo melestarikan relik megalitik, rumah tradisional, dan tradisi lompat batu (hombo batu) yang terkenal dan diabadikan dalam salah satu seri mata uang RI. Bawomataluo juga sering disebut dengan sebutan desa 'matahari terbit' seiring lokasinya yang berada di atas bukit dengan ketinggian 324 meter dari permukaan laut.

(Kornelius Nehe / Pegiat Cek Fakta Liputan6.com di Nias)

Saksikan Video Pilihan Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya