Liputan6.com, Jakarta - Kritik Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) kepada Pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi lewat meme "Jokowi: The King of Lip Service" berbuntut panjang. Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra mengaku mendapat serangan dari buzzer atau pendengung di media sosial.
Segala postingan masa lalunya di media sosial dikulik untuk menjatuhkan nama Ketua BEM UI ini.
Advertisement
"Sekarang tekanan justru lewat media sosial. Banyak jejak digital saya yang didoxing," kata Leon kepada Liputan6.com, Rabu malam (30/6/2021).
Serangan itu salah satunya berupa fitnah bahwa ia merupakan boneka Partai Demokrat. Hal ini karena sebuah tangkapan layar yang berisi dirinya merasa bersyukur karena bisa berkunjung ke Istana dan bersua dengan istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mendiang Ani Yudhoyono.
"alhamdullilah dpt kesempatan berkunjung ke Istana Negara dan bertemu dengan bu ani..," tulis Leon dalam tangkapan layar tersebut.
Karena postingan lama tersebut, Leon pun disebut antek Partai Demokrat.
Leon menyatakan, pertemuannya dengan Ani Yudhoyono terjadi pada 2013 silam. Saat itu, dia masih duduk di bangku kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah. Pertemuan itu dalam rangka pengukuhan Duta Sanitasi se-Indonesia.
"Tahun 2013, saya masih kelas 2 SMP di SMPN 1 Grogol Sukoharjo. Alhamdulillah menang juara 3 di bidang karya tulis dalam lomba penyuluhan sanitasi yang diadakan Satker PPLP Jawa Tengah. Saya pun mengikuti Jambore Sanitasi Nasional di Jakarta dan dikukuhkan (Duta Sanitasi) oleh Ibu Ani di Istana Negara," jelas BEM UI ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Respons Jokowi Atas Kritikan BEM UI
Presiden Joko Widodo atau Jokowi angkat bicara mengenai kritikan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) yang menyebutnya The King of Lip Service.
Jokowi menilai, kritikan mahasiswa adalah bentuk ekspresi yang diperbolehkan di negara demokrasi.
"Saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa, dan ini negara demokrasi dan kritik itu boleh-boleh saja. Dan universitas tidak perlu menghalangi mahasiswa untuk bereskpresi," ujar Jokowi seperti dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (29/6/2021).
Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan, kritik harus disampaikan dengan tata krama dan sopan santun.
"Tapi juga ingat kita ini, memiliki budaya tatakrama budaya kesopansantunan. Saya kira biasa saja. Mungkin mereka sedang belajar mengekspresikan pendapat tapi yang saat ini penting kita semuanya bersama-sama fokus penanganan pandemi Covid-19," tutur Jokowi.
Selain itu, Jokowi mengaku memang telah lama dirinya diejek berbagai pihak. Menurut mantan Wali Kota Solo itu, hal tersebut tidaklah masalah.
"Itu kan sudah sejak lama ya, dulu ada yang bilang saya ini klemar-klemer, ada yang bilang saya itu plonga-plongo, kemudian ganti lagi saya ini otoriter, kemudian ada juga yang ngomong saya bebek lumpuh, baru-baru ini ada yang bilang saya ini bapak bipang (babi panggang), terakhir ada yang menyampaikan the king of lip service," tegas Jokowi.
Advertisement
Kritikan BEM UI
Sebelumnya BEM UI mengkritik Presiden Joko Widodo atau Jokowi lewat media sosial. Lewat poster bergambar Presiden Jokowi, BEM menulis "Jokowi: The King of Lip Service"
BEM UI mengungah poster Presiden di akun instagramnya yaitu bemui_official dengan keterangan tulisan,
"Jokowi: The King of Lip Service".
Halo, UI dan Indonesia!
Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya. Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk "lip service" semata.
Berhenti membual, rakyat sudah mual!
Brigade UI 2021#BergerakProgresif