TNI: 4 Warga yang Tewas di Yahukimo Papua Ditembak dengan Senjata Rampasan

Diketahui, 4 nyawa warga sipil dalam insiden ini adalah para pekerja tambang dan pekerja proyek jembatan PT. Seremoni di Yahukimo.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 01 Jul 2021, 08:53 WIB
Sejumlah senjata dan amunisi yang disita TNI dari kelompok separatis usai terlibat baku tembak di Intan Jaya, Papua. (dok TNI)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Kolonel Czi IGN Suriastawa meyakini, senjata yang digunakan dalam insiden nahas yang menewaskan 4 warga sipil di Yahukimo, Papua, pada Kamis 24 Juni 2021, adalah senjata milik anggota TNI yang dirampas oleh kelompok teroris Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kelompok Tandius Gwijangge alias Tandius Murib.

Menurut Suriastawa, perampasan terjadi saat anggota Satgas melakukan pengamanan proyek tanggul di dekat Bandara Nop Goliat Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, pada 18 Mei 2021.

"Senjata itu dipastikan milik TNI yang dirampas beberapa waktu lalu. Penyerangan itu mengakibatkan dua anggota gugur dan 2 pucuk senjata hilang dibawa kelompok itu," kata Suriastawa dalam keterangan pers, Kamis (1/7/2021).

Diketahui, 4 nyawa warga sipil dalam insiden ini adalah para pekerja tambang dan pekerja proyek jembatan PT. Seremoni di Yahukimo. Selain 4 korban jiwa, 1 orang dinyatakan sebagai korban luka karena ditembak oleh pelaku yang diyakini anggota Kelompok Tandius Gwijangge alias Tandius Murib.

Suriastwa meyakini, aksi ini dapat membuka mata semua pihak. Bahwa kelompok teroris di Papua merupakan musuh bersama dan harus dilawan agar tidak ada lagi jatuh korban.

"Mereka ini kan teroris, yang tidak ingin Papua dibangun menjadi maju dan sejahtera serta menjadikan masyarakat sipil sebagai korban aksi-aksi terornya," Suriastawa menandasi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


DPR Kecam Aksi Teror

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi mengecam aksi teror di Yahukimo. Dia berharap aparat keamanan segera menangkap para pelaku dan aktor intelektualnya.

"Datanya (daftar kelompok teroris) kan, katanya sudah ada semua. Termasuk aliran-aliran dana ke Teroris ini. Jadi jangan sungkan-sungkan, kejar dan tangkap pelakunya dan aktor intelektual di belakangnya," kata Bobby dalam keterangan terpisah.

Menurut Bobby, aparat keamanan perlu mengevaluasi operasi keamanan di Yahukimo. Sebab, gerakan teroris di kawasan itu dinilai cukup intens.

Politisi Partai Golkar ini pun menyinggung soal dana otonomi khusus (otsus) yang saat ini tengah digodok. Dia berharap, dana itu tidak lagi diselewengkan, apalagi jika sampai mengalir kepada kelompok teroris.

"Solusi untuk masalah Papua ini baiknya bukan diberikan uang kas seperti Dana Otsus. Tapi hendaknya dalam bentuk pembangunan. Hal ini karena dana kas rawan bocor. Pendanaan teroris di Papua ini harus segera diungkap dan ditangkap aktor-aktornya," Bobby menandasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya