Liputan6.com, Lamongan - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim memasang papan peringatan di lokasi munculnya buaya di Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan, untuk menghindari terjadinya konflik antara manusia dengan buaya.
Advertisement
Selain itu, papan peringatan itu dipasang agar masyarakat setempat lebih berhati-hati saat beraktifitas di sungai yang menjadi habitat buaya itu tinggal, baik aktivitas memancing, mandi dan juga mencuci kain tenun di sungai terpanjang di pulau Jawa tersebut.
"Tujuannya agar masyarakat setempat lebih berhati-hati dalam beraktivitas karena di lokasi ini sering muncul buaya baik berukuran besar maupun kecil," ujar Kepala Resort Konservasi Wilayah (RKW) Gresik X Lamongan Agus Ariyanto di lokasi pemasangan, Rabu (30/6/2021).
Agus mengaku berdasarkan informasi yang dia terima dari masyarakat setempat, buaya yang muncul ke permukaan sungai itu diperkirakan berjumlah empat ekor dan muncul di empat lokasi berbeda. Sedangkan panjang dan ukuran buaya sendiri bervariasi mulai 1,5 hingga empat meter.
"Tentunya kemunculan buaya dengan ukuran empat meter tersebut sangat meresahkan masyarakat setempat apalagi di lokasi ini ada 44 kepala keluarga yang sering mencuci kain tenun," katanya.
Agus menjelaskan, kemunculan buaya di sepanjang sungai Desa Parengan Lamongan tersebut adalah fenomena tahunan. Kenapa buaya tersebut muncul hal itulah yang masih perlu dilakukan pengkajian dengan ahli reptil. Meski sering muncul ke permukaan, namun buaya-buaya tersebut tidak pernah menganggu maupun memangsa hewan peliharaan masyarakat setempat. Bahkan buaya tersebut cenderung lari jika dipergoki oleh warga.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Buaya Liar
"Buayanya muncul antara pukul 10 hingga 11 pagi dan buaya ini bukan termasuk biaya peliharaan warga yang sengaja dilepas, tapi buaya ini adalah buaya liar karena ketika ketemu dengan manusia dia agresif dan lari," pungkasnya.
Sementara itu Kepala Desa Parengan Slamet Rosyidin mengaku cemas dengan kemunculan buaya ke permukaan sungai. Pasalnya di lokasi kemunculan buaya tersebut sering dijadikan tempat mancing dan mencuci kain tenun bahkan dijadikan tempat bermain anak-anak.
"Kita khawatir mas apalagi buaya yang muncul ini berukuran besar dan buaya ini sudah sering menampakkan diri kalau informasi yang saya terima sudah delapan atau sembilan kali muncul ke permukaan. Dan saya juga berterima kasih kepada BKSDA yang sudah merespon keluhan kami," kata Slamet.
Advertisement